"Saya mau protes dulu, Jateng biang kerok diomong pemicu lonjakan. Padahal saya bisa jelaskan udah tahu 844, kok bisa 2.063 dari mana? Itu diomong pemicu lonjakan," jelas Ganjar, Selasa.
Ganjar mengakui bahwa memang terjadi kenaikan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Jateng.
Namun, kenaikannya tidak sebanyak yang disampaikan pemerintah pusat pada 29 November 2020 lalu.
"Kalau lonjakan dulu dari 300, 500, 800,betul. Indikasinya apa?
Ya liburan, pergi ke banyak tempat. Indikasi berikutnya tidak disiplin, maka akan disiplinkan,"ucapnya.
Baca: Lowongan Kerja TVRI untuk Lulusan D3 atau S1 Semua Jurusan: Simak Syarat & Cara Daftarnya
Baca: Lirik Lagu Given-Taken Single Debut ENHYPEN, Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia
Sehingga, setelah dilakukan penelusuran pihaknya menemukan kekeliruan pada data yang disampaikan pusat yakni adanya data ganda dan data delay.
"Maka semua bicaranya pada angka 2063, itu datane keliru. Kemudian setelah kita kupas dari satu-satu yang terjadi ternyata memang ada yang data ganda, delay baru masuk. Itulah yang saya konfirmasi di depan," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ganjar Ungkap 2 Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Jateng" dan “Jateng Disebut Biang Kerok Kenaikan Kasus Covid-19 di Indonesia, Ganjar: Saya Protes”