Jateng Dianggap Biang Kerok Lonjakan Kasus Covid-19, Ganjar: Itu Datanya Keliru

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, saat menghadiri Rapat Percepatan Penanganan Covid-19, di gedung A lantai 2 Kantor Gubernur Jateng, Senin (15/6/2020). Ganjar pada Selasa, (1/12/2020), menolak Jateng disebut biang kerok lonjakan kasus Covid-19.

"Kalau mereka yang sakit non-covid kita minta untuk datang ke rumah sakit non-pemerintah," katanya.

Enam daerah alami peningkatan

Ganjar menyebut sebanyak enam daerah di Jawa Tengah mengalami peningkatan kasus Covid-19.

Daerah dengan jumlah kasus aktif terbanyak saat ini yakni Kota Semarang, Kabupaten Kudus, Kabupaten Kendal, Kabupaten Jepara, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten Magelang.

Tren kenaikan kasus Covid-19 di sejumlah daerah itu menyumbang lonjakan kasus Covid-19 di Jateng terus meningkat.

Tercatat hingga Selasa (1/12/2020) jumlah kasus aktif positif virus corona mencapai 8.998 orang.

"(Terbanyak) masih Semarang, tapi sebenarnya kalau saya sekarang tidak ada zona merah, kuning, oranye, hijau. Pokoknya saya minta semua daerah hati-hati kalau ada kasus, jangan seolah-olah bebas, nanti dulu," ujar Ganjar di kantornya, Selasa (1/12/2020).

Sekolah yang jadi klaster Covid-19 diminta ditutup

Ganjar meminta semua sekolah yang menjadi klaster penyebaran Covid-19 ditutup. Hal itu menyusul adanya puluhan pelajar SMP di Kabupaten Jepara terpapar Covid-19 usai mengikuti sekolah tatap muka.

"Tutup, wes ora usah kesuwen pokoke (tutup, tidak usah lama-lama). Kita kasih kesempatan bukia, tapi kalau begitu, ya tutup lagi begitu saja," ujar Ganjar usai rapat koordinasi percepatan penanganan Covid-19, Selasa (1/12/2020).

Dengan adanya kasus penyebaran di sekolah tersebut, pihaknya akan melakukan evaluasi. Jika nanti ditemukan hal serupa, akan diambil tindakan tegas dengan menutup sekolah agar tidak menggelar sekolah tatap muka. "Kita juga akan mengevaluasi, kalau ada tutup saja. Tidak usah ragu," katanya.

Ganjar menjelaskan rencana pembelajaran tatap muka yang akan dilaksanakan Januari 2021 tetap menggunakan aturan dan mekanisme yang ada untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.

"Januari nanti bukan berarti merdeka, belajarnya masuk bebas-bebas saja, iya tidak. Kita harus selektif," kata Ganjar.

(Tribunnewswiki/Sara/Tyo/Kompas/Riska Farasonalia)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ganjar Minta Sekolah yang Jadi Klaster Covid-19 Ditutup",  dan "Jateng Disebut Biang Kerok Kenaikan Kasus Covid-19 di Indonesia, Ganjar: Saya Protes"



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer