Belgia Usir Anggota Sayap Kanan Denmark Buntut Rencana Pembakaran Al Quran di Brussel

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Negara untuk Urusan Suaka, Sammy Mahdi menyebut mereka sebagai 'ancaman serius bagi ketertiban umum di Belgia., FOTO: Bendera Belgia berkibar di Blinde-Ezelstraat 3, Bruges, Belgia

Pernyataan Vermund tersebut merupakan bagian dari kampanye Nyi Borgerlige,
“Dukung Samuel Paty, berjuang untuk kebebasan,” yang akan segera diluncurkan.

Vermund juga mengaku tak takut dengan konsekuensi yang akan dihadapinya karena mencetak karikatur Nabi Muhamad.

Baca: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Lebanon Perpanjang Kebijakan Jam Malam

PALESTINA - Anggota Jihad Islam Palestina memegang slogan-slogan menentang Presiden Prancis Emmanuel Macron di Rafah, di Jalur Gaza selatan, pada 26 Oktober 2020. Seruan untuk memboikot barang-barang Prancis berkembang di dunia Arab dan sekitarnya, setelah Presiden Emmanuel Macron mengkritik kaum Islamis dan sekitarnya. bersumpah untuk tidak "melepaskan kartun" yang menggambarkan Nabi Muhammad. Komentar Macron muncul sebagai tanggapan atas pemenggalan kepala seorang guru, Samuel Paty, di luar sekolahnya di pinggiran kota di luar Paris awal bulan ini, setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW selama kelas yang dia pimpin tentang kebebasan berbicara. (SAID KHATIB / AFP) (SAID KHATIB / AFP)

Belgia Ambil Tindakan Tegas Pecat Guru yang Pertontonkan Kartun Nabi Muhammad SAW

Pemerintah Belgia lakukan tindakan tegas pada guru yang pertontonkan kartun Nabi Muhammad SAW yang dimuat majalah Charlie Hebdo.

Belgia putuskan pecat guru yang lakukan tindakan tak patut itu.

Melansir dari  dailymail.co.uk , guru yang bekerja di satu distrik Belgia ditegur dan mendapat sanksi tegas berupa pemberhentian atau dipecat.

Seperti yang diwartakan, sebuah distrik Brussel menangguhkan seorang guru yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad pada murid di sekolah itu yang berusia antara 10 sampai 11 tahun.

Menurut juru bicaranya, Jumat (30/1/2020), Guru Belgia, yang bekerja di distrik Molenbeek di Brussels, menampilkan karikatur tak pantas  yang sama digunakan oleh guru Prancis Samuel Paty yang tewas dibunuh.

Bahkan, pejabat setempat sudah mengatakan jika karikatur Charlie Hebdo merupakan gambar tak sopan dan tidak senonoh.

Baca: Menyusul Perkataan Presiden terkait Kartun Nabi Muhammad, Prancis Minta Boikot Produknya Dihentikan

Baca: 40 Pasangan Selebriti Dunia dengan Beda Usia Mencolok: Presiden Prancis Emmanuel Macron Masuk List

"Keputusan kami secara unik didasarkan pada fakta bahwa ini adalah gambar yang tidak senonoh. Jika bukan karena Nabi, kami akan melakukan hal yang sama,"ujar juru bicara Wali Kota Molenbeek.

Gambar yang dimaksud yakni alat kelamin subjek terlihat saat dia berjongkok, telanjang.

Juru bicara tersebut melanjutkan, ada beberapa orang tua murid yang tak mengeluh.

"Dua atau tiga orang tua mengeluh," kata juru bicara itu.

Juru bicara wali kota ini menjelaskan, tindakan skorsing ini bukan hukuman.

Guru di Belgia dipecat setelah tunjukkan kartun Nabi Muhammad, mengikuti ulah guru Prancis. Foto: Demonstran Irak membawa poster selama demonstrasi melawan Presiden Perancis Emmanuel Macron dan istri di depan kedutaan besar Prancis di Baghdad pada 26 Oktober 2020. Seruan untuk memboikot barang-barang Prancis berkembang di dunia Arab dan sekitarnya, setelah Presiden Emmanuel Macron mengkritik kaum Islamis dan bersumpah untuk tidak menyerah terkait kartun menggambarkan Nabi Muhammad SAW. Komentar Macron muncul sebagai tanggapan atas pemenggalan kepala seorang guru, Samuel Paty, di luar sekolahnya di pinggiran kota di luar Paris awal bulan ini, setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad selama kelas yang dia pimpin tentang kebebasan berbicara. (AHMAD AL-RUBAYE / AFP)

Namun lebih ke menjaga ketertiban sedangkan prosedur disiplin dijalankan, usai guru dapat menghadapi tindakan administratif.

Tindakan ini mencerminkan meski sama-sama negara Eropa, namun Pemerintah Belgia lebih bijaksana ketimbang Prancis.

Jika dibandingkan, Pemerintah Belgia jauh lebih santun ketimbang sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menghadapi kasus kartun Nabi Muhammad SAW.

Seperti yang sudah diketahui, Presiden Emmanuel Macron di Prancis membenarkan tindakan guru yang menunjukkan gambar kartun Nabi Muhammad SAW.

Bahkan presiden yang menikahi gurunya sendiri ini ikut mengutuk pembunuhnya juga menghubungkan keadian tersebut dengan sentimen agama tertentu.

Sejumlah toko uga sudah mengatakan, tindakan penghinaan terhadap Nabi (apa pun agamanya), dapat memancing amarah para pengikut Nabi tersebut.

Sebagai informasi, Paty si Guru bahasa Prancis ini mati dibunuh usai dia dikecam karena telah menunjukkan kartun tersebut ke kelas tentang kebebasan berekspresi.

Halaman
123


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer