Pemerintahan Donald Trump masih terus berusaha menghindari lockdown.
Sementara Joe Biden berjanji akan melakukan 'apa yang benar' sesuai ilmu pengetahuan, seperti diberitakan BBC, Kamis (29/10/2020).
Berbicara dari rumahnya di Wilmington, Delaware, Joe Biden mengatakan dia tidak akan berkampanye "dengan janji palsu untuk dapat mengakhiri pandemi ini layaknya menekan tombol".
Biden tak mengesampingkan kemungkinan lockdown seandainya terpilih menjadi presiden.
Ia berjanji untuk "membiarkan ilmu pengetahuan mengarahkan keputusan kita".
"Bahkan jika saya menang, akan membutuhkan banyak kerja keras untuk mengakhiri pandemi ini," katanya.
"Saya berjanji ini: Kami akan mulai pada hari pertama melakukan hal yang benar."
Dia juga mencela upaya Trump untuk membongkar Undang-Undang Perawatan Terjangkau, yang juga dikenal sebagai Obamacare, di tengah pandemi.
Trump: Jika Anda Memilih Joe Biden, Tak Ada Natal
Baca: Donald Trump Ngambek, Tinggalkan Wawancara Eksklusif 60 Minutes karena Tak Suka dengan Pertanyaan
Pada rapat umum di Goodyear, Arizona, Trump memperingatkan bahwa kepresidenan Biden akan menyebabkan lebih banyak penguncian dan kesengsaraan ekonomi bagi orang Amerika.
"Jika Anda memilih Joe Biden, itu berarti tidak ada anak-anak di sekolah, tidak ada wisuda, tidak ada pernikahan, tidak ada ucapan syukur, tidak ada Natal, dan tidak ada Empat Juli bersama.
"Selain itu, kamu akan memiliki kehidupan yang indah. Tidak bisa melihat siapa pun, tapi tidak apa-apa."
Dia menyebut pemilihan itu sebagai "pilihan antara pemulihan super Trump dan depresi Biden".
Pada rapat umum sebelumnya di Bullhead City, juga di Arizona, Trump mengolok-olok aturan penggunaan masker di negara bagian yang dikelola Demokrat.
Berita Sebelumnya: Jerman dan Prancis Siap Lockdown
Baca: Heboh Fake Melania: Itu Bukan Fake Melania Trump, Anda Hanya Tak Terbiasa Melihat Dia Tersenyum
Beberapa negara di eropa mulai memberlakukan lockdown untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.
Pasalnya jumlah kasus etrus bertambah signifikan selama beberapa hari ini.
Diberitkan BBC, hal ini diyakini sebagai gelombang kedua pandemi di Benua Biru.
Prancis, hanya mengizinkan warganya untuk keluar rumah jika ada pekerjaan penting atau keperluan medis.