Hingga kini, Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Baca: Profil Sari Labuna, Mahasiswi yang Ditangkap Polisi karena Membawa Keranda Puan Maharani saat Demo
Baca: Nikita Mirzani Diancam Dilaporkan ke Polisi Setelah Kritisi Puan Maharani dalam Insiden Mic Mati
Kebijakan
Pemerintahan Megawati Soekarnoputri tercatat pernah melakukan upaya penundaan pembayaran utang sebesar 5,8 miliar USD pada pertemuan Paris Club tanggal 12 April 2002.
Namun pada tahun 2003, pemerintah membayar Utang luar negeri sebesar 116.3 triliun rupiah.
Melalui kebijakan tersebut, utang luar negeri berkurang menjadi 134.66 Miliar USD.
Selain itu, Megawati Soekarnoputri pernah mengakhir kerjasama dengan IMF.
Pada tahun 2002, nilai ekspor mencapai 57,158 miliar USD dan impor sebesar 31.229 miliar USD.
Pada tahun 2003, nilai ekspor juga naik ke angka 61,02 miliar USD dan impor juga meningkat ke angkat 32,39 miliar USD.
Tercatat juga, Megawati Soekarnoputri pernah mengeluarkan kebijakan membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Lantas dalam rangka pemerataan pembangunan, dibentuk provinsi Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.
Kemudian, dalam hal militer Megawati pernah membeli pesawat tempur Sukhoi dan Heli Mi-35 dari Rusia.
Dalam urusan terorisme terutama pada kasus Bom Bali I dan Bom Bali II, Megawati telah berhasil menangkap Amrozi, Imam Samudra, Mukhlis, dan Al Faruq.
Pada tahun 2003, Megawati Soekarnoputri melakukan kebijakan untuk privatisasi BUMN.
Pemerintahan Megawati Soekarnoputri menjual Indosat tahun 2003, yang kemudian menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1 persen dan inflasi 5,06 persen.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Megawati: Apa Sumbangsih Generasi Milenial, Masa Cuma Demo?"