Wallace, yang dilaporkan mengoceh tentang petugas penembakan, maju ke arah polisi, yang menembak beberapa kali, kata polisi Tanya Little, juru bicara polisi.
Baca: Polisi Metro Inggris: Bentrok Massa Black Lives Matter dengan Sayap Kanan Siap Mengancam London
Sepanjang hari Selasa, pejabat negara bagian dan lokal menyerukan transparansi dan penyelidikan menyeluruh, termasuk rilis rekaman kamera tubuh dari dua petugas yang menembakkan senjata mereka.
Wallace sebenarnya adalah tersangka yang telah menunggu persidangan.
Ia dituduh mengancam akan menembak seorang wanita, lapor 6ABC.
Ketika kekerasan meluas ke kota-kota AS lainnya, jendela-jendela dihancurkan oleh pengunjuk rasa di sebuah kantor polisi di Washington DC Selasa malam.
Kerusuhan ini juga dipicu oleh tewasnya Karon Hylton.
Polisi mengatakan Hylton meninggal setelah mereka melihatnya mengendarai tanpa helm Jumat lalu.
Tetapi teman ayah satu anak itu berkata: "Mereka memukulnya di belakang skuternya dan mendorongnya ke mobil yang melaju."
Seorang wanita yang diidentifikasi sebagai ibu Hylton difilmkan di luar kantor polisi di kota pada mengatakan kepada petugas: "Kamu tahu itu salah."
Hylton diyakini dipukuli petugas selama aksi unjuk rasa.
Rekaman lain dari kota menunjukkan gas air mata ditembakkan ke arah pengunjuk rasa.
Di New York City, rekaman video memperlihatkan sebuah mobil yang melewati barisan polisi di Brooklyn.
Tidak diketahui apakah ada petugas yang terluka.
Sekitar 200 pengunjuk rasa turun ke jalan bereaksi atas kematian Wallace.
Di Philadelphia, Komisaris Polisi Danielle Outlaw mengatakan pada konferensi pers hari Selasa bahwa dia masih mengkaji kapan dan informasi apa yang akan dirilis ke publik sehubungan dengan kematian Wallace.
Namun, para petugas yang diduga terlibat nantinya, dipastikan dicabut dari tugas jalan selama penyelidikan, kata Outlaw.
Pejabat polisi mengatakan mereka tidak dapat memastikan informasi apa yang telah diberikan kepada petugas yang menanggapi, apakah mereka diberitahu tentang kemungkinan penyakit mental atau berapa banyak panggilan yang mereka terima untuk meminta bantuan di alamat Wallace hari Senin.
Ayah Wallace, Walter Wallace Sr. mengatakan pada Selasa malam bahwa dia dihantui oleh cara putranya "dibantai", istilah ayah Walter.
“Itu ada dalam pikiranku. Saya bahkan tidak bisa tidur di malam hari. Saya bahkan tidak bisa memejamkan mata," katanya.
Wallace Sr. mengutuk kekerasan Selasa malam, menambahkan: "Mereka tidak membantu keluarga saya, mereka menunjukkan rasa tidak hormat. Hentikan kekerasan dan kekacauan ini. Orang punya bisnis. Kita semua harus makan."