Sejarah G30S 1965: Tragedi Penculikan Jenderal MT Haryono, Sempat Suruh Istri dan Anak Sembunyi

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MT Haryono

Pasukan yang dipimpin Serka Boengkoes terdiri dari satu Peleton Tjakrabirawa.

Regu penculik Mayjen M.T. Haryono ini berjumlah 18 orang.

Kronologi 

Kelompok Serka Boengkoes yang terdiri dari 18 anggota Resimen Tjakrabirawa setelah diberi tugas langsung meluncur ke lokasi.

Pada sekitar pukul 03.30, pasukan tersebut telah berada di kediaman Mayjen M.T. Haryono di Jalan Prambanan.

Ihwal ketepatan waktu, Julius Pour menyatakan pasukan Tjarabirawa datang di rumah Mayjen M.T. Haryono pukul 04.30 WIB.

Mayjen M. T. Harjono terbangun karena terdengar suara kedatangan pasukan Tjakrabirawa.

Sebelumnya, ia telah menyadari hal buruk akan terjadi pada dirinya.

M. T. Haryono kemudian menyuruh istri dan anak-anaknya untuk segera pergi ke halaman belakang.

Setelah sampai di kediaman M. T. Haryono, pemimpin pasukan, Sersan Boengkoes, Dan Ton I Batalyon I Resimen Tjakrabirawa mengetuk pintu rumah.

Setelah pintu diketuk, terdengar jawaban dari dalam kamar di rumah M. T. Harjono.

"Kalau mau ketemu besok pagi saja di kantor jam 08.00..”, Haryono bersuara.

Saat itu juga, Sersan Boengkoes memutuskan langsung untuk mendobrak pintu depan.

Kendati pintu didobrak, ruangan di dalam rumah gelap karena semua lampu dimatikan.

Seketika sekelebat bayangan bergerak .

Sersan Boengkoes langsung menembakkan senjatanya ke arah sosok yang bergerak itu.

Tak disangkanya, sosok itu adalah Mayjen M.T. Haryono.

Peluru Boengkoes seketika menewaskannya.

Dilaporkan juga dari hasil autopsi jenazah M.T. Haryono bahwa terdapat luka tusukan senjata tajam.

Jenasah M.T. Haryono kemudian dibawa oleh pasukan pimpinan Sersan Boengkoes.

Halaman
123


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer