Jika Kalah dalam Pilpres, Donald Trump Tak Bisa Jamin Bakal Serahkan Jabatan dengan Damai

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Donald Trump tiba untuk rapat umum kampanye di Bandara Internasional Pittsburgh di Moon Township, Pennsylvania pada 22 September 2020.

Pertama melalui surat, dan kedua secara langsung.

Sontak hal ini menjadi kontroversi karena Presiden mendorong aksi kecurangan dalam Pilpres, seperti diberitakan Kontan, Jumat (4/9/2020).

"Biarkan mereka mengirimkannya dan biarkan mereka memilih," kata Trump dalam sebuah wawancara pada Rabu dengan WECT-TV di Wilmington, North Carolina. "Dan jika sistemnya sebaik yang mereka katakan, maka jelas mereka tidak akan dapat memilih secara langsung."

Baca: Serang Balik, Joe Biden Ingin Selamatkan Amerika Serikat dari Kekacauan yang Diciptakan Donald Trump

Diberitakan Reuters, presiden ke-34 AS itu telah berulang kali memberi penegasan, pemilihan melalui surat bisa memicu kecurangan.

Meski semua klaimnya tersebut diberikan tanpa bukti mendasar.

Biar bagaimanapun, ajakan Trump pada pendukungnya tidak bisa dibenarkan.

Memberi suara lebih dari sekali dalam Pemilu adalah tindakan ilegal.

Di beberapa negara bagian, termasuk North Carolina, aksi memberikan suara lebih dari sekali atau membujuk orang lain untuk melakukannya merupakan tindakan kejahatan.

Melansir Reuters, Jaksa Agung Negara Bagian Josh Stein, seorang Demokrat, menulis di Twitter bahwa presiden Republik telah mendorong warga North Carolina untuk melanggar hukum dan memicu kekacauan dalam pemilihan umum.

Stein menulis: “Pastikan Anda memilih, tapi JANGAN memberikan suara dua kali! Saya akan melakukan segala daya saya untuk memastikan keinginan rakyat ditegakkan di bulan November."

Baca: Donald Trump Sarankan Korban Badai Laura Jual Tanda Tangannya Seharga Rp 145 Juta di eBay

Tim kampanye Trump dan Gedung Putih kemudian membantah bahwa dia bermaksud memberi tahu pendukungnya untuk memilih dua kali.

"Presiden tidak menyarankan siapa pun untuk melakukan sesuatu yang melanggar hukum," kata juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany kepada Fox News Channel, Kamis.

“Apa yang dia katakan dengan sangat jelas di sana adalah memastikan suara Anda ditabulasi dan jika tidak, maka pilih.”

Namun, dalam serangkaian tweet pada Kamis pagi, Trump kembali mendesak para pendukungnya untuk memberikan suara lebih awal melalui surat dan kemudian menindaklanjuti dengan mencoba memberikan suara secara langsung.

“Pada Hari Pemilu, atau Pemungutan Suara Awal, pergilah ke Tempat Pemungutan Suara Anda untuk melihat apakah Mail In Vote Anda telah Ditabulasi (Dihitung),” tulis Trump.

“Jika sudah, Anda tidak akan dapat Memilih & Sistem Mail In bekerja dengan baik. Jika belum dihitung, VOTE. ”

Baca: Tak Terima Diusir Donald Trump dari AS, ByteDance Gugat Pelarangan TikTok di Negeri Paman Sam

Twitter Inc kemudian memberikan peringatan atas tweet Trump karena melanggar aturannya tentang integritas sipil dan pemilu.

Facebook Inc juga memasang label baru pada unggahan Trump, di mana dikatakan "memberi suara melalui surat memiliki sejarah panjang tentang kepercayaan di AS dan hal yang sama diperkirakan tahun ini."

Facebook juga mengatakan akan menghapus video Trump yang berbicara tentang pemungutan suara dua kali, jika orang membagikannya tanpa teks atau konteks apa pun, atau untuk mendukung apa yang dikatakan presiden.

Seorang juru bicara mengatakan kepada Reuters pada Kamis sore bahwa mereka belum mengidentifikasi atau menghapus versi video tersebut.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Bikin Heboh, Trump Dorong Pendukungnya untuk Mencoba Memberikan Suara Dua Kali

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur/Kontan)



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer