Pernyataan Trump itu langsung memicu kritikan.
Bahkan kritik tak hanya datang dari Demokrat, tapi juga Republik yang tak lain adalah partainya sendiri, seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (24/9/2020).
"Yah, kita harus melihat apa yang terjadi," kata Trump. Ucapannya itu memantik sindiran dari rivalnya di Pilpres AS, Joe Biden.
Kepada media, Biden tak habis pikir dengan penolakan Donald Trump.
"Dengar, dia bahkan mengatakan sesuatu yang sangat irasional. Saya tak tahu harus menanggapi bagaimana," kata dia dikutip AFP Rabu (23/9/2020).
Baca: Donald Trump Dituding Lakukan Pelecehan Seksual, Dituduh Raba Punggung hingga Dada Mantan Model
Bahkan Mitt Romney, senator yang berasal dari Republik menyatakan, keraguan sang presiden pada konstitusi itu sendiri "sama sekali tak bisa diterima".
"Hal dasar dalam demokrasi adalah penyerahan kekuasaan secara damai. Tanpa itu, jadilah Belarus," jelas Romney yang kerap mengkritik Trump itu.
Presiden Trump menyampaikan ucapannya itu setelah mengeluhkan keadilan dalam pemilihan.
Dia sempat mengomentari rencana penggunaan mail-in-ballots dibanding in-person.
Meski semua kebijakan itu diambil demi mengurangi risiko penularan Covid-19.
"Kalian tahu, saya selama ini sangat mengeluhkan mengenai balot ini, yang jelas adalah bencana," kata dia dalam konferensi pers.
Presiden ke-45 AS itu sudah berulang kali mengeluh, mail-in ballots rawan kecurangan.
Baca: Trump Ejek Lagi Biden karena Pakai Masker: Apakah Dia Ingin Menutupi Operasi Plastik di Wajah Tuanya
Sebagai informasi, memang AS akan menyelenggarakan pilpres dengan pemungutan suara lewat pos.
Hingga kini, belum ada bukti pemanfaatan pos untuk pemilu bisa mendorong kecurangan.
Kendati demikian, Trump terus berupaya agar mekanisme Pilpres seperti itu dibatalkan.
"Singkirkan balotnya dan kalian akan mendapatkan, yah sejujurnya, keberlanjutan kekuasaan. Tidak akan ada serah terima," ujar dia.
Ajak Pendukung 'Coblos' Dua Kali
Pernyataan Donald Trump sebelumnya tak kalah kontroversial.
Donald Trump mendesak para pendukung untuk 'menocblos' alias memberikan suara dua kali pada Pilpres AS 3 November mendatang.