Tampak warga Palestina membawa bendera dan mengenakan masker untuk mengantisipasi penularan Covid-19.
Mereka berunjuk rasa di di kota Nablus dan Hebron, Tepi Barat, dan di Gaza.
Beberapa di antaranya juga tampak berdemo di Ramallah, pusat Otoritas Palestina (PA).
Baca: Merasa Ditikam Negara-negara Arab, Hamas dan Fatah Bersatu Pimpin Rakyat Palestina Lawan Israel
Baca: Raja Salman Tak Akan Normalisasi Hubungan dengan Israel, Kecuali Ada Kejelasan Status Palestina
Spanduk yang ditampilkan bertuliskan "Pengkhianatan", "Tidak untuk normalisasi dengan penjajah", dan "Perjanjian yang memalukan".
Demonstran Palestina Emad Essa dari Gaza mengeluhkan dampak pendudukan Israel di negaranya.
"Anda akan melihat ratusan pemuda Gaza yang kehilangan kaki dan lumpuh seumur hidup hanya karena memprotes blokade Israel," katanya.
"Dan di Tepi Barat dan Yerusalem, buldoser Israel terus menghancurkan rumah-rumah Palestina dan secara etnis membersihkan warga Palestina dari desa dan kota mereka setiap hari," lanjut Essa kepada Al Jazeera.
"Itu hanyalah puncak gunung es dari kejahatan Israel terhadap Palestina, dan UEA dan Bahrain entah bagaimana memilih untuk memberi penghargaan kepada Israel atas kejahatan ini dengan membuat perjanjian dengannya. Kesepakatan itu adalah noda memalukan di dahi para pemimpin yang menjual Palestina. menyebabkan harga yang sangat murah."
Para pengunjuk rasa menginjak-injak foto Netanyahu, Presiden AS Donald Trump, Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa, dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan sebelum dibakar.
Sementara itu Mahmoud Abbas juga menolak normalisasi hubungan itu.
Bagi Presiden Palestina itu, perdamaian di Timur Tengah hanya bisa dicapai dengan penarikan pasukan Israel dari tanah-tanah Palestina.
"Perdamaian, keamanan, dan stabilitas tidak akan dicapai di kawasan itu sampai pendudukan Israel berakhir," katanya dalam sebuah pernyataan.