Perusahaan rokok Djarum pada awalnya dirintis oleh ayhnya.
Ayahnya membeli Djarum Gramophon pada tahun 1951 yang bergerak di bidang kretek.
Saat sukses di pasaran, terdapat musibah yang menimpa.
Pabrik Djarum milik ayah Robert Budi Hartono terbakar.
Hingga tak lama kemudian, sang ayah meninggal dunia.
Di tangan Robert Budi Hartono dan kakaknya, Djarum Group sukses.
Keduanya pun kini melebarkan bisnisnya ke banyak sektor seperti perbankan, properti, agrobisnis, elektronik, dan multimedia.
Tak hanya di Djarum, Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono juga menjadi pemegang saham terbesar di Bank Central Asia (BCA).
Mereka berdua melalui Farindo Holding Ltd. menguasai 51 % saham BCA.
Selain itu, Robert Budi Hartono dan sang kakak juga memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 65.000 hektare di Kalimantan Barat.
Ia juga memiliki sejumlah properti di antaranya pemilik Grand Indonesia dan perusahaan elektronik.
Bersama kakaknya, Robert Budi Hartono juga memproduksi elektronik di perusahaan Polytron.
Melalui perusahaan yang baru dibuat yakni Ventures Global Prima Digital, mereka juga membeli Kaskus.
Sebagian artikel tayang di Tribunnewswiki.com berjudul Isi Surat Budi Hartono, Orang Terkaya di Indonesia ke Jokowi tentang Penerapan Kembali PSBB Jakarta