Dikutip dari Kontan.co.id, secara teknikal, resesi ekonomi bisa terjadi kalau pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif secara tahunan.
"Di kuartal III-2020, ekonomi kita masih mengalami negative growth, bahkan di kuartal IV-2020 masih dalam zona sedikit di bawah netral," ujar Sri Mulyani dalam Rapat dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Rabu (2/9/2020).
Indonesia sendiri pernah mengalami resesi ekonomi, yakni pada tahun 1998.
Lantas, resesi itu apa?
Dilansir oleh Forbes, pada 1974, ekonom Julius Shiskin mendefinisikan resesi ekonomi sebagai penurunan produk domestik bruto (PDB) yang terjadi selama dua kuartal berturut-turut.
Baca: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Masih Negatif, Indonesia di Ambang Resesi
Resesi dapat terjadi karena penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Sementara para ahli menyatakan, resesi artinya ketika suatu negara mengalami PDB negatif, kenaikan tingkat pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan kontraksi di pendapatan manufaktur untuk periode waktu yang panjang.
Resesi dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis atau dalam ekonomi suatu negara.
Sedangkan Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER), otoritas yang dipercaya menentukan mulai dan berakhirnya resesi di Amerika Serikat (AS), mengartikan resesi sebagai penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung lebih dari beberapa bulan.
Biasanya, terlihat dalam PDB riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan ritel.
Baca: Indonesia di Ambang Resesi, Wamenkeu Suahasil Nazara: Jangan Khawatir soal Label Resesi
Ada beberapa penyebab resesi, mulai dari goncangan ekonomi secara tiba-tiba hingga dampak dari inflasi yang tidak terkendali. Berikut beberapa penyebab resesi:
Wabah virus corona baru yang memukul sektor ekonomi di seluruh dunia, adalah contoh yang lebih baru dari goncangan ekonomi yang tiba-tiba.
Contoh lain, pada 1970-an, OPEC memutus pasokan minyak ke AS tanpa peringatan. Sehingga, menyebabkan resesi, belum lagi terjadi antrean tak berujung di pompa bensin.
Ketika individu atau dunia usaha mengambil terlalu banyak utang, mereka bisa terjebak ke gagal bayar utang.
Terjadinya gagal bayar ini lah yang membuat kebangkrutan dan membalikkan perekonomian.
Baca: Akibat Pandemi Corona, Australia Alami Resesi Pertama Kalinya dalam 3 Dekade, Bagaimana Indonesia?