Dia kemudian menanggapi tudingan Trump bahwa dia tidak akan mengutuk kekerasan. Dia berkata setiap pelanggaran tentu harus diusut dan dihukum.
Biden kemudian dengan tegas menyatakan bahwa keberadaan Trump "begitu beracun" dan "meracuni" setiap publik AS, dalam perkataan dan pandangan mereka.
"Apakah kita akan menyingkirkan racun ini, atau malah semakin mematenkannya sebagai bagian dari karakter bangsa ini?" tanya Biden.
Dia kemudian menutup pidatonya dengan mengutip kalimat mendiang Paus Yohanes Paulus II: "Jangan takut. Ketakutan tak akan pernah membangun masa depan. Harapan yang membangunnya".
Baca: Kakak Perempuan Donald Trump Blak-blakan Ungkap Sang Adik Tidak Stabil, Kenapa?
Namun dalam kicauannya di Twitter, petahana menyatakan bahwa mantan wakil presiden periode 2009-2017 itu selalu menyalahkan polisi.
"Dia menyalahkan mereka lebih dari dia menyalahkan perusuh, penjahat, pelaku anarki. Dia mendapatkan dukungan juga dari radikal sayap kiri Bernie (Sanders)," koarnya.
Serangan Donald Trump
Trump, baru-baru ini juga menyebut AS bisa kacau jika dipimpin Joe Biden.
Klaim itu ia sampaikan dalam sebuah pidato di Gedung Putih, Kamis malam (27/8/2020).
“Pilpres ini menentukan apakah kita akan mempertahankan filosofi hidup Amerika atau membiarkan gerakan radikal menghapus dan menghancurkannya,” kata Trump dikutip Kompas.com.
Gerakan radikal yang dimaksud Trump adalah kelompok sayap kiri yang tanpa henti melakukan demo terhadap krisis rasial di negara tersebut.
Klaim Trump, Joe Biden adalah kuda pengintai bagi kaum kiri atau sosialis radikal.
Trump telah berkali-kali melayangkan tuduhan bahwa Biden berencana untuk menghentikan pendanaan terhadap Kepolisian AS yang akan mengakibatkan huru-hara di seluruh penjuru negara adidaya itu.
Sebagian artikel tayang di Kontan.co.id berjudul Serangan Joe Biden: Saya ingin Amerika aman dari Donald Trump