Berhasil Kabur dari Serangan di Masjid Selandia Baru, Abdiaziz Ali: Saya Melihat Banyak Orang Mati

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO: Maysoon Salama (kanan), pada penyintas dan anggota keluarga dari serangan masjid Christchurch tiba di luar Pengadilan Tinggi Christchurch menjelang hari pertama dari empat hari sidang vonis warga Australia, Brenton Tarrant di Christchurch pada 24 Agustus 2020.

"Muse (suaminya yang tewas) mengajari kami tentang Al-Quran .. Saya merindukan persahabatan dan ajarannya," terangnya di depan pengadilan.

Saudara Perempuan Abdiaziz

Saudara Abdiaziz, Muhobo Ali Jama, seorang janda turut kehilangan suaminya saat serangan di dalam masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru

Suaminya, Muse Awale tewas bersimbah darah atas bombardir peluru Brenton Tarrant, pria Australia yang memproklamirkan diri sebagai bagian dari supremasi kulit putih.

Di depan pengadilan ia menceritakan kisahnya saat berhasil menghindar dari serangan.

Baca: Anaknya Tewas dalam Penembakkan Masjid di Selandia Baru, Maysoon Salama: Hatiku Hancur Jutaan Kali

FOTO: Terlihat petugas kepolisian mengamankan area Gedung Pengadilan Tinggi Christchurch yang menggelar sidang vonis terdakwa Brenton Tarrant, pelaku penembakan masjid di Selandia Baru. Sidang berlangsung selama 4 hari sejak 24 Agustus 2020 (Sanka VIDANAGAMA / AFP)

Aksi terorisme Tarrant menghantuhi hidup Muhobo Ali Jama, sebagaimana dirinya mengatakan selalu kesulitan untuk tidur di malam hari.

"Saya telah kehilangan suami saya, rekan, seumur hidup saya. Saya tidak akan pernah berbagi kebahagiaan yang kami miliki lagi," katannya di mimbar pengadilan tinggi Christchurch, dilansir New Zealand Herald, Senin (24/8/2020).

Muhobo Ali Jama merupakan satu dari 12 orang yang membacakan pernyataan dampak korban serangan selama hari pertama sidang vonis Brenton Tarrant.

Lahir di Somalia, Ali Jama sempat melarikan diri dari konflik negaranya pada 1991.

Ia menghabiskan tahun kelam di kamp pengungsi sebelum akhirnya mendapat suaka di Selandia Baru.

Hingga akhirnya bertemu sang suami di masjid Al Noor.

Saat insiden terjadi, Jama berlari menyelamatkan diri ke ruang bagian perempuan di masjid, terpisah dengan Jama.

Ia bersembunyi hingga suara ledakan berhenti.

Setelah memantau keadaan aman, ia keluar mencari suaminya.

Tak disangka, ia menemukan banyak jenazah bertumpuk satu sama lain di dalam masjid.

Perasaannya campur aduk, ia bertemu dengan seorang pria yang menggendong anaknya yang masih kecil.

"Aku tanya dia, (pelaku) sudah pergi"

Dia kemudian keluar mencari sang suami dan menemukannya terbaring di luar di tempat parkir.

Ia bingung dan tak ada yang bisa dilakukan untuk membantunya.

Suaminya meninggal saat itu.

Halaman
1234


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer