Namun faktor ekonomilah yang membuatnya membiarkan hal tersebut.
"Memang saya tahu, saya akui itu salah. Salah orangtua. tapi karena ekonomi, itu salah bagi negara ya, tapi karena kami kekurangan,” aku Jeni.
Meskipun begitu, ia tidak pernah memaksa anaknya untuk bekerja.
“Anak itu tidak boleh dipaksa kerja. Orangtua yang bekerja kan gitu ya. Tapi kami tidak memaksa, seberapa mau pergi, pergi, tidak, tidak," katanya.
Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto mengatakan, sempat meminta keterangan Agus, supir angkot yang biasa mengantarkan para pengemis.
Agus mengaku sudah lima kali membawa para pengemis dari tempat tinggal mereka di Gang Padang, Jalan Letda Sujono, Kecamatan Medan Tembung.
Supir angkot tersebut sempat memberikan keterangan yang berbelit-belit.
Sebelumnya Agus mengaku baru sekali dan tidak mengenal anak-anak tersebut.
Kapolsek Medan Helvita Kompol Sah Udur mengatakan dalam kasus ini pihaknya belum menetapkan tersangka.
“Kalau untuk tersangka masih kita lakukan penyelidikan,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, Kepolisian Sektor Medan Helvetia menangkap lima wanita terkait terkait kasus eksploitasi anak.
Saat penangkapan, polisi juga mengamankan 20 anak yang disuruh menjadi pengemis.
Anak-anak tersebut dijadikan pengemis di Simpang Jalan Sei Sikambing, Jalan Kapten Muslim dan Jalan Gatot Subroto, Medan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Suami Istri Ngemis Sambil Bawa Foto Anak Sakit Kanker, Uangnya Ternyata untuk Beli Sabu