Donald Trump Desak ByteDance Lepaskan Semua Saham TikTok di AS, Beri Waktu 90 Hari Buat Angkat Kaki

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - WASHINGTON, DC - 11 AGUSTUS: Presiden AS Donald Trump berbicara dalam konferensi pers di Ruang Briefing Pers James Brady Gedung Putih 11 Agustus 2020 di Washington, DC. Trump membahas virus corona dan beberapa topik lainnya, termasuk pengumuman calon presiden dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden bahwa ia telah memilih Senator Kamala Harris sebagai cawapresnya dalam pemilihan umum 2020. Alex Wong / Getty Images / AFP

Di bawah kesepakatan yang diusulkan, Microsoft mengatakan akan mengambil alih operasi TikTok di AS, Kanada, Australia dan Selandia Baru.

Mereka mengatakan akan memastikan bahwa semua data pribadi pengguna TikTok Amerika tetap berada di AS.

Ancam Blokir TikTok

Presiden AS Donald Trump tiba untuk berbicara pada konferensi pers di Gedung Putih di Washington, DC, pada 30 Juli 2020. (JIM WATSON / AFP)

Baca: Dikenal sebagai Sekutu Dekat, PM Inggris Boris Johnson Justru Ingin Trump Kalah dalam Pilpres AS

Baca: Donald Trump Ingin Tunda Pilpres AS, Senator Partai Republik: Tidak Ada dalam Sejarah Amerika

Diberitakan sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat akan memblokir aplikasi TikTok.

Trump sendiri telah mengumumkan memblokir TikTok pasa Sabtu, 1 Agustus 2020.

Trump menuturkan, pemblokiran aplikasi tersebut karena dianggap berbahaya.

Bahkan mampu mengancam intelijen dan masalah privasi.

Dilansir Tribunnewswiki dari CNBC, Presiden berambut pirang ini melarang aplikasi berdurasi pendek itu di Amerika Serikat.

Hal tersebut Trump ungkapkan pada wartawan, dan menyebutkan tindakannya tersebut sebagai 'pemutusan' dengan TikTok.

Trump pun juga mengaku, dirinya punya otoritas tersebut.

"Saya punya otoritas itu. Saya bisa melakukannya dengan perintah eksekutif," kata suami Melania Trump tersebut.

Donald Trump pun juga buka suara terkait rumor terbaru tentang Microsoft sedang dalam negosiasi untuk membeli aplikasi TikTok dari perusahaan induknya, ByteDance.

Dalam sebuah klarifikasi, ia sempat menentang akuisisi itu.

Sejak awal peluncurannya kembali pada tahun 2017, popularitas aplikasi TikTok berkembang terbilang cepat.

Ditambah lagi selama adanya karantina pandemi virus corona ini, TikTok menjadi aplikasi populer.

ILUSTRASI - WASHINGTON, DC - 14 JULI: Presiden AS Donald Trump berbicara kepada media di Rose Garden di Gedung Putih pada 14 Juli 2020 di Washington, DC. Presiden Trump berbicara tentang beberapa topik termasuk kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden, pasar saham dan hubungan dengan China ketika coronavirus terus menyebar di AS, dengan hampir 3,4 juta kasus yang dikonfirmasi. (Drew Angerer / Getty Images / AFP)

Baca: 6 Negara Maju yang Mengalami Resesi Akibat Pandemi Covid-19, dari Korsel hingga Amerika Serikat

Baca: Tuding Amerika Serikat Punya Niat Picu Perang Dingin, China: Kami Tak Tertarik

Aplikasi ini sudah diunduh 2 miliar pada bulan April.

Bahkan hal ini memengaruhi nilai Bytedance dari 50 miliar dollar AS (sekitar Rp 735 triliun) menjadi 100 miliar dollar AS (Rp 1,4 kuadriliun).

Dapat dipastikan, kenaikan nilai Bytedance adalah sebuah ancaman untuk pemerintahan yang sedang dijabat oleh Trump.

Terkait pemblokiran TikTok yang akan diberlakukan, belum ada penjelasan terperinci dari pihak eksekutif.

Sebagai informasi, negara India juga melakukan yang sama.

India memblokir aplikasi TikTok pada awal Juli lalu.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur/Kaka)



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer