Sebelumnya, sejumlah negara menyambut baik kesepakatan antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel yang akan mengarah pada pembukaan hubungan diplomatik, terutama di wilayah Timur Tengah.
Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi memuji kesepakatan itu, dengan mengatakan itu akan menghentikan aneksasi Israel atas tanah Palestina.
"Saya membaca dengan penuh suka cita dan penghargaan yang besar atas pernyataan bersama antara Amerika Serikat, persaudaraan Uni Emirat Arab dan Israel mengenai penghentian aneksasi Israel atas tanah Palestina," kata El-Sisi dalam sebuah tweet.
Sembari ia menambahkan bahwa ini akan membantu membawa perdamaian Ke Timur Tengah.
Bahrain juga menyambut baik kesepakatan antara UEA dan Israel yang menghentikan rencana aneksasi Israel dan meningkatkan peluang perdamaian, kata kantor berita negara, BNA.
Yordania mengatakan kesepakatan itu dapat mendorong negosiasi perdamaian yang terhenti, jika Israel mau mengakui Negara Palestina.
"Jika Israel memperlakukannya sebagai bentuk untuk mengakhiri pendudukan, itu akan menggerakkan kawasan itu menuju perdamaian yang adil," kata Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres menyambut baik setiap kesepakatan yang dapat meningkatkan perdamaian dan keamanan di kawasan Timur Tengah.
Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Israel telah setuju untuk ‘menangguhkan’ rencananya mencaplok permukiman Palesina di wilayah Tepi Barat yang kuasai oleh Israel.
Hal itu disampaikan dalam pernyataan bersama dari AS, UEA dan Israel, yang di-tweet oleh Trump.
Baca: Kecam Keras Hubungan UEA-Israel, Kemenlu Iran: Uni Emirat Arab Tusuk Umat Muslim dari Belakang
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Palestina Mengecam Kesepakatan Hubungan Diplomatik Antara UEA dan Israel, Sebut Pengkhianatan