Dipantau oleh Jerussalem Post, Kamis (13/8), mereka mengekspresikan kemarahan atas perjanjian tersebut, yang sebagian dari mereka menyebutnya sebagai 'Nakba baru'
Hari Nakba adalah Hari Peringatan tahunan untuk pengusiran bangsa Palestina yang mendorong terbentuknya Israel pada tahun 1948 .
Hari ini diperingati pada 15 Mei, satu Hari setelah tanggal Gregorian untuk Hari Kemerdekaan Israel (Yom Ha'atzmaut).
Sebagian dari mereka juga menyebut kesepakatan ini sebagai 'Bencana'.
Orang-orang pro-Palestina ini juga menggunakan berbagai kata untuk merendahkan UEA dan para pemimpinnya.
Misalnya dengan menyebut UEA sebagai 'Uni Emirat Zionis' dan 'anjing' dan 'pengkhianat'.
Sementara lainnya menyebut pengumuman itu sebagai 'Kamis hitam untuk orang Arab dan Palestina.'
Melansir BBC, Palestina menjadi satu pihak yang dirugikan atas kebijakan tersebut, meski Israel berniat untuk menunda aneksasi Tepi Barat.
Jurnalis yang fokus pada isu-isu keamanan dan diplomasi timur tengah, Jonathan Marcus, mengatakan secara umum kesepakatan Israel-UEA tidak memberikan keuntungan bagi Palestina.
Perkembangan ini, kata wartawan BBC, hanya akan menimbulkan frustrasi di pihak Palestina, karena sekali lagi mereka terpinggirkan dalam upaya penyelesaian masalah Timur Tengah.
Sebelum adanya kesepakatan dengan UEA, Israel tidak punya hubungan diplomatik dengan negara-negara Teluk.
Meski demikian, Israel dan negara-negara Teluk sama-sama mengkhawatirkan pengaruh Iran di kawasan, yang mendorong kontak-kontak tidak resmi antara Israel dan negara-negara Teluk.
Ditanya mengenai kritik Palestina atas kesepakatan dengan Israel, Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash menyebut wilayah Timur Tengah sangat terkotak-kotak.
Ia telah menduga akan ada 'kebisingan' atas kebijakan yang dibuat.
"Kami mempertimbangkannya hingga sakit mengenai hal ini," ujarnya.
Namun demikian, pada akhirnya diputuskan, "mari kita lakukan".
Kementerian Luar Negeri Iran mengecam keras kesepakatan bersejarah hubungan diplomatik antara Uni Emirat Arab (UEA) dengan Israel.