Ada orang yang meyakini memberikan octane booster atau aditif tambahan bisa menaikan nilai oktan bahan bakar yang dipakai.
“Efeknya bisa bahaya terhadap mesin dan juga bisa berbahaya terhadap manusia, yaitu emisi gas buang bisa lebih buruk,” ungkap Pak Yus.
Soalnya, di dalam bahan bakar itu sudah terdapat sejumlah aditif yang diberikan oleh pembuatnya.
Ketika dimasukkan lagi aditif lain atau octane booster, dikhawatirkan malah akan mengubah senyawa kimia yang ada di dalam bahan bakar tersebut.
Dengan kata lain aditif aftermarket yang diberikan tidak kompatibel dengan senyawa kimia di bahan bakar.
"Gunakan saja bahan bakar dengan oktan yang sesuai rekomendasi pabrik," jawabnya sambil tersenyum.
Pasti Anda pernah lihat orang yang mengisi bahan bakar di SPBU sambil menggoyang-goyangkan mobilnya demi mendapatkan volume bahan bakar lebih banyak dari standar.
“Sebenarnya mengisi bahan bakar lalu menggoyangkan kendaraan itu enggak pengaruh ke volume bahan bakar yang diisikan menjadi bertambah,” ucap Reza Sukaraharja, Head of Affiliation Lembaga Minyak dan Gas (LEMIGAS).
“Bahan bakar itu kan bentuknya cair, secara hukum fisika, cairan akan mengisi setiap bagian tangki bahan bakar,” tambahnya.
Jadi tidak akan akan ada bedanya mobil yang saat diisi BBM dengan digoyang-goyang atau tidak.
Di SPBU pasti ada larangan penggunaan telepon genggam saat mengisi BBM karena dikhawatirkan dapat memicu kebakaran.
“Betul, memang ada bahaya saat menggunakan handphone saat mengisi bahan bakar terutama bila posisinya sangat berdekatan,” kata Reza.
“Gelombang radiasi elektromagnetik bisa memicu terjadinya arus listrik dan bila terkena uap bahan bakar bisa saja terjadi kebakaran,” tambahnya.
Namun, jika Anda ingin melakukan pembayaran cashless menggunakan handphone di SPBU tidak perlu takut.
Pasalnya, area pembayaran cashless ini sudah dipertimbangkan aman dari nozzle pengisian BBM.
Artikel ini telah tayang di Gridoto dengan judul "Ini 5 Mitos Seputar Bensin dan Pengisian Bahan Bakar di SPBU"