Militer Israel Serang Kelompok Gerilyawan Pemasang Bahan Peledak di Perbatasan Suriah

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO: Pasukan Israel bersiaga di perbatasan Lebanon-Israel

Di dalamnya juga terdapat orang-orang dari kaum Druze, dan Yahudi, serta sejumlah kalangan Syiah.

Meski sempat turun pamornya, pada awal 2000an, partai ini perlahan bangkit dan ikut bagian dalam mengkritisi pemerintah.

Partai ini juga tergabung dalam Aliansi 14 Maret (sebuah gerakan anti-Suriah dan pro-Saudi yang lahir dari Revolusi Cedar, saat terbunuhnya Perdana Menteri Rafik Hariri).

Baca: PM Israel Benjamin Netanyahu: Hizbullah dan Lebanon Harus Tanggung Jawab Atas Serangan Ini

Kendaraan lapis baja dikerahkan di perbatasan Israel-Lebanon pada 27 Juli 2020. Militer Israel mengatakan pada hari sebelumnya salah satu dronenya telah jatuh di wilayah Lebanon. Israel secara teratur menyebarkan pesawat tak berawak ke Lebanon, khususnya untuk memantau pergerakan kelompok bersenjata pro-Iran, Hizbullah, musuh bebuyutan negara Yahudi itu dan diklaim menjadi pemberontak dalam politik Lebanon. (JALAA MAREY / AFP)

Satu di antara tujuan Aliansi 14 Maret di Lebanon adalah menghapuskan pengaruh Suriah dalam pemerintahan Lebanon.

Adapun gerakan ini juga menginginkan agar pemerintahan Lebanon berani melucuti senjata kelompok Hizbullah.

Kehilangan Kedaulatan?

Apa yang dituduhkan Partai Khataeb terhadap otoritas Lebanon senada dengan pendapat pemimpin Partai Militer Lebanon / Lebanese Forces Party, Samir Geagea.

Kepada Associated Press, ia mengatakan, "Adanya kegiatan militer hari Senin (27/7) di sepanjang perbatasan dengan Israel merupakan indikasi yang jelas bahwa pemerintahan Lebanon yang didukung Hizbullah saat ini, tidak punya kedaulatan di wilayah selatan, di sepanjang perbatasan Israel, tempat di mana ribuan pasukan perdamaian PBB berada."

"Negara arab dan asing mana yang mau kerjasama dengan pemerintahan yang menghilang begitu saja saat ada bahaya keamanan di sepanjang perbatasan?" tambah Geagea.

Baca: Kontak Senjata Militer Israel dan Hizbullah Lebanon di Perbatasan, Terdengar Serangkaian Ledakan

Geagea memperkirakan bahwa negara-negara Arab akan memulihkan hubungan bilateral dengan Lebanon setelah Hizbullah menarik pasukannya dari Yaman, Suriah, dan Irak.

Diketahui, konflik Israel dan Hizbullah sudah lama terjadi.

Belakangan ini, kala tensi keduanya meningkat, para politisi dan aktivis di Lebanon banyak menentang adanya campur tangan Hizbullah di negaranya.

Protes keras diluncurkan sejak tahun lalu di tengah krisis ekonomi negara ini.

Sekitar bulan Juni 2020, sempat muncul tuntutan agar Hizbullah menyerahkan senjata.

Sementara aksi pada Oktober 2020, para pejabat Partai Kataeb dan Partai Pasukan Lebanon sempat mengadakan percakapan dan menentang apa yang dilakukan Hizbullah dan para pejabat pendukungnya.

Pernyataan PM Lebanon

Diwartakan sebelumnya, Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab mengatakan Israel telah melanggar kedaulatan negara Lebanon.

Menurutnya, Israel melakukan eskalasi militer yang berbahaya di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.

Cemas eskalasi akan berlangsung lama, alumni Teknik Informatika di Leeds Metropolitan University ini mendesak warganya untuk tenang merespons bentrokan yang terjadi.

Pernyataan pria 61 tahun ini muncul buntut laporan militer Israel yang menyebut terjadi bentrokan di perbatasan pertanian Shebaa, antara militer Israel dan pasukan yang diduga bagian dari organisasi Hizbullah Lebanon.

Halaman
123


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer