Militer Israel Serang Kelompok Gerilyawan Pemasang Bahan Peledak di Perbatasan Suriah

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO: Pasukan Israel bersiaga di perbatasan Lebanon-Israel

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tentara Israel (Israel Defence Forces /IDF) mengatakan pihaknya menyerang dan menghujani peluru sekelompok gerilyawan di perbatasan Suriah, tepatnya d Dataran Tinggi Golan.

Mereka menyebut gerilyawan ini memasang alat peledak di sepanjang pagar perbatasan.

Diwartakan Reuters, Senin (3/8/2020), pihaknya melihat kelompok tersebut di dekat pos terdepan penjagaan, pada Minggu malam (2/8).

"(Kami) menembak serentak ke kelompok gerilyawan berjumlah empat orang, (target) yang terkena berhasil diidentifikasi,"tulis pernyataan militer Israel.

Sampai berita ini diturunkan, tidak ada tentara Israel yang terluka.

Belum ada juga komentar yang diturunkan dari pihak Suriah.

Sementara itu, media Times of Israel juga mengonfirmasi keempat orang tersebut terkena tembakan.

"Pasukan khusus yang melakukan serangan di dekat pos IDF di Dataran Tinggi Golan selatan melihat pergerakan sejumlah gerilyawan yang menanam alat peledak di sepanjang perbatasan," menurut pernyataan IDF.

Baca: Hizbullah Bantah Pasukannya Terlibat Kontak Senjata di Perbatasan Israel-Lebanon

Asap mengepul di pinggiran Desa Kfarchouba, Lebanon selatan setelah dilaporkan adanya kontak senjata di sektor Pertanian Shebaa, daerah perbatasan Lebanon-Israel, pada 27 Juli 2020. (Mahmoud ZAYYAT / AFP)

Sebagai informasi, tensi militer keduanya meningkat dalam beberapa pekan terakhir di sepanjang perbatasan Israel-Suriah.

Satu faktor pemicu kontak senjata adalah terbunuhnya pejuang kelompok Syiah Lebanon yang didukung Iran, yakni Hizbullah.

Politisi Lebanon Minta Pemerintah Tidak Ikut Campur

Sejumlah politisi nasional meminta pemerintah Lebanon untuk tidak ikut campur atas persoalan Israel dan Hizbullah.

Adalah kalangan Partai Kataeb atau Lebanese Phalanges Party meminta otoritas yang sedang berkuasa saat ini untuk berhenti melakukan apapun sehubungan dengan meningkatnya tensi kedua pasukan.

Tak berhenti di situ, partai meminta Presiden dan Perdana Menteri Lebanon membuktikan keberpihakan, terutama dalam menyikapi langkah Israel di wilayah perbatasan.

Kelompok mayoritas Kristen Gereja Maronit di Lebanon ini menekankan bahwa 'diamnya pemerintah' atas isu perbatasan justru memperlihatkan otoritas hanya sebagai kaki tangan politik regional saja (dalam hal ini pengaruh politik Hizbullah).

Partai juga menyatakan bahwa absennya pemerintah adalah bentuk kegagalan fungsi birokrasi dan institusi negara, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA), dikutip Jerusalem Post, Rabu (29/7/2020).

Partai meminta dan mengusulkan adanya netralitas negara dalam pengambilan keputusan.

Baca: PM Israel Benjamin Netanyahu Peringatkan Balasan untuk Hizbullah Lebanon

Asap mengepul di pinggiran Desa Kfarchouba, Lebanon selatan setelah dilaporkan adanya kontak senjata di sektor Pertanian Shebaa, daerah perbatasan Lebanon-Israel, pada 27 Juli 2020. (Mahmoud ZAYYAT / AFP)

Sebagai informasi, Partai Khataeb merupakan partai politik Kristen sayap kanan di Lebanon.

Organisasi politik ini dikenal perannya dalam Perang Saudara di Lebanon era 1975-1990an.

Partai ini menampung mayoritas Kristen Gereja Maronit di Lebanon.

Halaman
123


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi

Berita Populer