Berkali-kali Lempar Tuduhan Penyebar Covid-19, Peneliti dari China Tuntut Donald Trump Meminta Maaf

Penulis: Haris Chaebar
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WASHINGTON, DC - 23 JULI: Presiden AS Donald Trump melempar bola ke Lapangan Selatan Gedung Putih pada 23 Juli 2020 di Washington, DC. Presiden Trump dan mantan pitcher Hall of Fame Yankees New York Mariano Rivera bertemu dengan pemain baseball muda untuk merayakan Hari Pembukaan Baseball Liga Utama. Drew Angerer / Getty Images / AFP

China mengecam perlakuan terhadap ilmuwan-ilmuwan dan konsulatnya di AS.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menuding pemerintah Trump memakai alasan-alasan tersebut untuk membatasi, melecehkan, atau menindas ilmuwan China di AS.

Ilustrasi perseteruan antara Amerika Serikat dan China. (Kompas.com)

Menyusul kisruh penutupan konsulat China di Houston, Trump mengancam akan menutup lebih banyak kantor konsulat China.

Dalam beberapa bulan terakhir, ia kerap bentrok dengan Beijing soal perdagangan, pandemi virus corona, dan pengesahan undang-undang keamanan nasional baru yang kontroversial bagi Hong Kong.

Menurut dokumen yang diserahkan oleh jaksa penuntut di sebuah pengadilan federal di San Francisco mengatakan tersangka bernama Juan Tang adalah seorang periset biologi di University of California, Davis.

Menurut dokumen tersebut, dalam wawancara dengan agen FBI bulan lalu, Tang mengatakan ia belum pernah bekerja untuk militer China.

Namun, kata dokumen, sebuah investigasi sumber terbuka atau open source menemukan foto-fotonya mengenakan seragam tentara.

Penggeledahan di rumahnya mendapati bukti lainnya yang menunjukkan afiliasinya dengan Tentara Pembebasan Rakyat China atau PLA.

"Menyusul penggeledahan dan wawancara Tang pada 20 Juni 2020, Tang pergi ke konsulat China di San Francisco, di mana ia selanjutnya menetap, menurut penilaian FBI," tulis dokumen pengadilan tersebut, yang pertama dilaporkan oleh situs berita Axios.

Baca: Pegawai Gedung Putih Dikonfirmasi Positif Covid-19, Presiden AS Donald Trump Masih Aman

Baca: Jelang Pilpres dan Demi Perbaiki Citra Politik, Donald Trump Kini Wajibkan Masker untuk Warga AS

Dokumen itu mengatakan: "Seperti yang ditunjukkan oleh kasus Tang, konsulat China di San Francisco menyediakan potensi rumah aman bagi tentara PLA guna menghindari prosekusi di Amerika Serikat."

Jaksa penuntut mengatakan ini bukanlah satu-satunya kasus, melainkan "bagian dari sebuah program yang dilaksanakan oleh PLA" untuk mengirim ilmuwan-ilmuwan militer ke AS di balik kepura-puraan.

Dokumen itu juga menyebutkan kasus-kasus lainnya, di mana dua periset baru-baru ini ditahan di California lantaran berbohong soal tudingan hubungan mereka dengan militer China.

 

(Tribunnewswiki.com/Ris)

Artikel ini sebagian sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Ilmuwan China: Trump berhutang permintaan maaf kepada kami.



Penulis: Haris Chaebar
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer