Setelah sampai di depan rumah yang dicari, seorang laki-laki dewasa justru keluar menegur Hartoyo yang hendak menurunkan pisang dari pikap.
"Saya kaget, ada bapak-bapak disusul perempuan sepertinya istrinya, keluar dan bicara nada tinggi.
Minta saya jangan menurunkan pisang itu.
Kata dia anaknya tidak pernah pesan sama sekali.
Saya diajaknya duduk, saya bingung di situ.
Si bapak tidak mau menerima pisangnya dan meminta saya lapor ke Polda Jawa Tengah," jelasnya.
Hartoyo mengaku sudah berusaha meyakinkan pria tersebut dengan menunjukkan pesan WA beserta KTP yang dikirimkan.
Begitu pula pemilik rumah menunjukkan HP milik sang anak sementara anaknya tak keluar rumah.
Bingung disertai marah karena merasa dipermainkan, Hartoyo akhirnya pergi membawa pisangnya.
Dibeli oleh Saudara
Baca: Viral, Penghuni Kos Kabur Tinggalkan Kamar dalam Kondisi Berantakan: Penuh Sampah, Ada Belatungnya
Hartoyo tak patah semangat meski mendapat bully di media sosial.
Ia hanya berpikir bagaimana caranya menjual pisang agar tetap laku sebelum pulang.
Jangan sampai dia kembali ke Wonosobo membawa pisang 150 tandan.
Ia akhirnya menghubungi saudara sesama saudagar hasil bumi di Singorojo, Kendal.
Sebagian pisang kepoknya kemudian dibeli saudaranya tersebut.
Di pikap masih tersisa sebagian pisang kepok lain dan pisang ambon.
Hartoyo kemudian bergegas ke Temanggung menawarkan sisa dagangannya ke saudara lain hingga Jumat malam.
Dalam perjalanan, dia berharap prinsip niat dagang untuk mencari relasi saudara tersebut membuahkan berkah bagi diri dan keluarganya.
"Kejadian ini pertama kali saya alami.
Kecewa, sempat marah, dan sedih pasti ada.