Peretasan yang terjadi secara bersamaan menimbulkan banyak tanda tanya mengenai sistem keamanan Twitter.
"Ini tampaknya menjadi peretasan terburuk dari platform media sosial utama," kata Dmitri Alperovitch, yang ikut mendirikan perusahaan cybersecurity CrowdStrike kepada Reuters.
Menanggapi masalah ini, CEO Twitter Jack Dorsey akhirnya angkat bicara.
Lewat akun Twitter pribadinya (@jack), ia mengatakan ini adalah hari yang berat untuk Twitter.
"Kami sedang mendiagnosis dan akan membagikan segala yang kami dapat saat kami sudah mampu memahami secara lebih lengkap tentang apa yang terjadi," ungkap Dorsey melalui akun Twitter resminya.
Seperti dilaporkan sebelumnya, insiden keamanan siber ini membuat saham Twitter anjok hampir 5%.
Dalam peretasan ini akun yang menjadi korban mencuitkan pesan promosi terkait cryptocurrency.
Meskipun sejumlah tweet sudah dihapus, tapi tweet serupa terus muncul beberapa kali.
Biro Investigasi Federal (FBI) AS memimpin penyelidikan federal terkait kasus peretasan Twitter.
Hal itu diungkapkan oleh dua sumber Reuters yang akrab dengan situasi tersebut.
FBI turun tangan setelah peretas mengambil kendali sejumlah akun milik pesohor dunia seperti Joe Biden, Kim Kardashian, Kanye West, Barack Obama dan banyak lagi lainnya disalahgunakan untuk penipuan bitcoin.
Melansir Reuters, sebelumnya FBI mengatakan: "Kami mengetahui insiden keamanan hari ini yang melibatkan beberapa akun Twitter milik individu-individu terkenal. Akun tersebut tampaknya telah diretas untuk penipuan cryptocurrency."
Sebagian artikel ini telah terbit di Kontan dengan judul "Twitter Bill Gates, Bezos, Obama, Biden, Musk diretas, ini cara mengamankan akun Anda"