Tidak hanya itu, akun-akun ternama dengan profil twitter terverifikasi atau tercentang biru turut menjadi korban para peretas
Media sosial tersebut langsung bergerak cepat menonaktifkan fungsi twit atau menuliskan postingan di akun terverifikasi.
Dalam keterangan tertulis Kamis (16/7/2020) , pakar keamanan siber, Pratama Persadha, mengatakan peristiwa ini sangat membahayakan, mungkin bisa disebut sebagai zero day exploit bagi Twitter.
Celah keamanan yang dimanfaatkan peretas berdampak cukup masif dan sangat berbahaya.
Dugaan Pratama, sang peretas satu pihak dan kemungkinan besar ada celah keamanan yang dieksploitasi oleh peretas.
"Bisa dari aplikasi pihak ketiga atau lainnya. Artinya bila celah keamanan ini disebarluaskan, korban bisa bertambah. Dan di Indonesia juga bisa terkena dampaknya,” kata Chairman Lembaga Riset Siber Indonesia Communication & Information System Security Research Center (CISSReC) itu.
Lalu bagaimana cara mengamankan akun Twitter dari ancaman serangan siber?
Baca: Setelah Dugaan Data Diretas Hacker, Kali Ini Zoom Terseret Konflik Politik Amerika Serikat vs China
Baca: Ditanya Soal Kebocoran Data Pasien Covid-19, Achmad Yurianto Bungkam, Benar-benar Diretas Hacker?
Pratama menjelaskan bagi akun ternama yang khawatir mengalami hal serupa, bisa mengaktifkan two authentication lewat SMS di bagian pengaturan atau setting.
Meski belum tentu bisa mengatasi eksploitasi celah keamanan pada sistem Twitter, ini adalah langkah pengamanan yang bisa dilakukan.
“Asumsi terburuknya kemungkinan hacker sudah memiliki semua database akun twitter. Sebaiknya segera ganti password twitter saat ini juga,” katanya.
Menariknya, banyak yang percaya pada twit permintaan pengiriman Bitcoin tersebut.
Beberapa akun sudah mengumumkan bahwa twit tersebut adalah penipuan.
Namun, tampaknya sudah banyak yang melakukan transfer.
Publik tanah air tidak perlu khawatir berlebihan, tetapi juga harus waspada.
Intinya ini adalah proses edukasi keamanan siber bagi kita semua.
Menurut Pratama, pemilik Bitcoin ini seharusnya lebih melek soal keamanan siber.
Namun ternyata masih banyak yang terkecoh.
Inilah pentingnya edukasi keamanan siber sejak dini.
“Sepertinya sepele, namun soal keamanan siber memang harusnya menjadi budaya dan norma dalam kehidupan di era digital sekarang ini,” katanya.
Baca: Hacker Klaim Retas KPU dan Bocorkan 2,4 Juta Data Penduduk Indonesia: Bakal Sebar 200 Juta Data Lain