Tidak Hanya Jadi Korban Perkosaan di P2TP2A Lampung, Korban Mengaku Dijual Pelaku ke Orang Lain

Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pelecehan seksual

Sebab, DA mengancam akan menyakitinya jika tidak menuruti kemauannya itu.

"Kalau gak nurut saya mau dicincang-cincang sama DA, saya takut jadi terpaksa ikutin kemauan nya," kata Nf.

Diketahui, perbuatan bejat DA terhadap korban terakhir dilakukan pada 28 Juni 2020.

Baca: Mengaku Kenal Korban, Polisi Amankan 2 Eks Pegawai Starbucks yang Lakukan Pelecehan Lewat CCTV

Baca: Eksploitasi Mahasiswa Asing Bekerja di Australia: Diberi Upah Rendah hingga Dapat Pelecehan Seksual

Baca: Kawannya Perkosa Siswi SMP hingga Hamil 7 Bulan, Anggota DPRD Rayu Rp 1 M untuk Cabut Laporan

Diduga ada korban lain

Dilansir dari Kompas.com, Bagian advokasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandar Lampung, Anugrah Prima mengatakan, korban kekerasan seksual yang dilakukan terduga pelaku diindikasikan lebih dari satu orang.

Hanya saja, dua korban lainnya masih enggan untuk membuat laporan karena diduga merasa tertekan.

Hal itu berdasarkan pengakuan dari korban selama dititipkan di rumah aman P2TP2A tersebut.

"Tidak menutup kemungkinan ada korban lain selain Nf, karena menurut Nf ada dua orang lagi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh DA," ujarnya.

"Dua korban lagi belum berani buka suara, jadi baru satu korban yang kami dampingi untuk membuat laporan polisi," tambahnya.

Pihaknya berharap pihak kepolisian dapat mengungkap kasus tersebut secara transparan.

Pasalnya, perbuatan DA tersebut tidak hanya dinilai biadab, namun juga mencoreng nama pemerintahan.

"Jangan sampai kasus ini menguap begitu saja karena terlapor berstatus sebagai ASN di lembaga pemerintahan," jelasnya.

Setelah melakukan visum di rumah sakit, keluarga, korban, dan pendamping hukum langsung melaporkannya kasus pemerkosaan itu ke Mapolda Lampung pada Jumat (3/7/2020) malam.

Mereka berharap ada keadilan atas kasus tersebut.

(TribunnewsWiki.com/Restu, Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Ngakunya Perlindungan Anak Ternyata Biadab""



Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer