Untuk menanggulangi masalah ini, dokter menyedot darah dari penis menggunakan jarum.
Langkah ini diambil karena penis ereksi terus menerus.
Sebelum hal ini dilakukan area penis diberi paket es terlebih dulu.
Setelah selesai gumpalan darah gelap ditemukan.
Darah gelap ini berasal daril dari trombosis yang disebabkan oleh virus corona.
Kesimpulan dari kondisi tersebut, dokter mengatakan, vrus menyebabkan komplikasi pembekuan darah dan tidak ada alternatif lain yang menjadi penyebab pripisme.
Baca: Belum Memiliki Dasar Penelitian Meyakinkan, IDI Tak Yakin Kalung Kementan Bisa Tangkal Virus Corona
Mereka menegaskan: "Meskipun argumen yang mendukung hubungan kausal antara COVID-19 dan priapisme sangat kuat dalam kasus kami, laporan kasus lebih lanjut akan memperkuat bukti"
"Presentasi klinis dan laboratorium pada pasien kami sangat menyarankan priapisme terkait infeksi SARS-CoV-2."
Segala tindakan harus segera diambil.
hal ini karena segala bentuk priapisme bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang.
Menangani priapisme ini, dokter tidak hanya mengeringkan darah dari penis, namun juga menyuntikkan obat-obatan untuk menormalkan sistem sarafnya dan dia diberi obat untuk mencegah pembekuan darah.
Usai meninggalkan rumah sakit, pria tersebut dikatakan sudah tidak mengalami priapisme.
Dr Richard Viney, konsultan ahli bedah urologi di Rumah Sakit Queen Elizabeth di Birmingham, menjelaskan kasus ini 'menarik' dan dia belum menemukan pasien Covid-19 dengan priapisme sendiri.
Mengutip pernyataannya via MailOnline: "Kami belum melihat kasus priapisme terkait Covid seperti ini dan kami telah menangani lebih banyak pasien Covid daripada rumah sakit Eropa lainnya sejauh yang saya ketahui, jadi ini jelas merupakan manifestasi yang jarang tetapi dapat dijelaskan dari Covid"
"Walaupun artikel itu tidak menjelaskan secara rinci tentang tindak lanjutnya, saya akan menduga kemungkinan besar kegagalan ereksi yang mendalam setelah kejadian ini yang tidak mungkin menanggapi pengobatan. Dia kemungkinan akan membutuhkan insersi prostesis penis jika dia ingin mempertahankan potensinya"
"Pada pasien ini, ia memiliki priapisme aliran rendah yang tentunya cocok dengan mikroemboli (pembekuan kecil yang terbentuk dalam pembuluh darah yang lebih kecil) dan ini adalah salah satu komplikasi dari Covid yang kita lihat di banyak sistem organ lainnya."
Viney juga membeberkan adanya penjelasan alternatif kemungkinan hipoksia berat - kekurangan oksigen.
Hal yang sama juga terlihat pada pria yang mati gantung diri, mereka mengalami ekersi usai kematiannya.
Hal ini dikarenakan tekanan pada otak kecil di pangkal otak yang diciptakan oleh tali.
Kondisi ini biasa disebut dengan 'Angels Lust' atau 'Terminal Erection'.
Sebagian artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul TERUNGKAP Penyebab Kenapa Alat Kelamin Pria Pasien Covid-19 Ini Bisa Tegang Berjam-jam