Peneliti Ungkap Alasan Alat Kelamin Pria yang Terinfeksi Corona Bisa Ereksi 4 Jam Lebih Tanpa Libido

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pria terinfeksi Covid-19 alami ereksi hingga berjam-jam

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Virus corona masih menjadi masalah serius dunia kesehatan dewasa ini.

Biasanya orang yang sudah terinfeksi virus corona baru atau Covid-19 ini mempunyai ciri-ciri tersendiri.

Walaupun ada sebagian orang yang terinfeksi namun tanpa menunjukkan gejala yang biasa dikenal dengan istilah Orang Tanpa Gelaja (OTG).

Gejala virus corona umumnya seperti demam, suhu badan lebih dari 37 derajat, batuk-batuk dan lainnya.

Baca: Mengenal Senyawa Eucalytol di Kalung Aromaterapi, Diklaim Bisa Tangkal Virus Corona

Baca: Unik, Remaja Ini Buat Gaun Prom Bertema Covid-19: Ingin Kenang Pandemi Corona dan Raih Beasiswa

Namun belum lama ini penelitian di Prancis mengungkap adanya gejala baru bagi pasien pria yang terjangkit virus corona.

Dalam sebuah jurnal The American Journal of Emergency Medicine, Dokter di Centre Hospitalier de Versailles di Le Chesnay, daerah dekat Paris, menulis tentang lelaki yang mengalami priapisme.

Priapisme merupakan ereksi yang berlangsung lebih dari empat jam dan ini sangat menyakitkan dan berpotensi bahaya.

Ereksi ini bisa membahayakan bagi kaum pria.

Virus Corona dapat menyebabkan Priapisme yaitu ereksi penis lebih dari empat jam karena penggumpalan di pembuluh darah. (kompas.com)

Dilansir Tribunnewswiki dari Wikipedia, priapisme adalah sebuah kondisi penis berereksi dan tidak bisa kembali kepada keadaannya yang semula dalam waktu di bawah empat jam, walaupun rangsangan fisik atau psikologis sudah diberikan.

Meski pria mengalami ereksi, namun dia tak bisa merasakan gairah seksual maupun tidak ada libido.

Bahkan kasus priapisme ini masuk dalam golongan keadaan gawat darurat.

Perawatannya pun harus ditangani oleh tenaga medis berpengalaman.

Myriam Lamamri, seorang dokter perawatan intensif, memberikan keterangan bagaimana pembekuan darah yang disebabkan oleh Covid-19 telah banyak dilaporkan selama pandemi.

Kondisi pembekuan darah terjadi saat seseorang melukai dirinya sendiri.

Gumpalan menghentikan luka, seperti potongan kertas, dari pendarahan.

Baca: Hasil Survei NTU: Mayoritas Warga DKI Jakarta Percaya Diri Tak Akan Terinfeksi Virus Corona

Ilustrasi Virus Corona (CDC) (CDC)

Bahkan proses tersebut bisa terjadi pada waktu yang salah, menyebabkan trombosis - saat gumpalan darah berkembang di arteri dan vena.

Gumpalan darah tersebut menghalangi jantung, otak dan paru-paru.

Didapati pasien terinfeksi virus corona juga mengalami pembekuan darah.

Namun, dokter bingung belum mengetahui apa penyebabnya.

Sebagian percaya virus ini langsung menyebabkan darah mereka berubah.

Tapi di sisi lain, akibat virus pada sistem kekebalan tubuh bisa meningkatkan pembekuan melalui berbagai jalur.

Dr Lamamri menjelaskan kondisi ini merupakan pertama kalinya 'trombosis penis' telah dilaporkan pada pasien dengan Covid-19.

Dokter didatangi oleh pasien dengan gejala demam, batuk kering, kesulitan bernapas dan diare.

Dua hari kemudian dia dilarikan ke rumah sakit dimana hasil tesnya menunjukkan dirinya terpapar coronavirus.

Sampai di sana dia diberi ventilasi mekanis karena menunjukkan tanda-tanda gagal napas, yang disebut ARDS.

Sebuah pemeriksaan fisik menunjukkan 'priapisme yang sebelumnya tidak dikenal', menampilkan bahwa hal tersebut sudah ada beberapa waktu.

Dua corpora cavernosa - ruang jaringan di dalam penis - kaku, namun ujungnya lembek.

Baca: Infeksi Covid-19 Bisa Sebabkan Priapisme, Alat Kelamin Pria Ereksi 4 Jam Lebih Tanpa Libido

Pasien pria tersebut mengalami menderita priapisme aliran rendah.

Yaitu saat darah terperangkap di ruang ereksi - yang bertentangan dengan priapisme aliran tinggi, yang dikarenakan oleh cedera.

Ternyata hal ini sring diketahui tanpa diketahui apa penyebabnya pada pria yang dinyatakan sehat.

bahkan priapisme pun mempengaruhi pria dengan penyakit sel sabit, leukemia (kanker darah), atau malaria.

Pria itu dibius sehingga dia tidak dapat menjawab pertanyaan tentang seberapa banyak rasa sakit yang dia derita - namun kondisinya diketahui sangat menyiksa.

Pria Perancis Alami Priapisme

Mengutip pemberitaan dari Dailymail.co.uk, pria berusia 62 tahun dari Prancis menderita penyakit yang disebabkan oleh virus corona parah.

Ereksi ini dikarenakan darah terperangkap di penis.

Ini ditemukan penuh dengan gumpalan saat dikeringkan oleh petugas medis.

Bahkan sepertiga pasien dengan Covid-119 mengalami pembekuan darah, atau trombosis, sudah dilaporkan sebagai komplikasi berbahaya.

Gumpalan memblokir arteri atau vena, penyumbatan bisa menjadi dalang serangan jantung fatal dan stroke.

Bahkan kondisi inipun bisa menyebabkan pripiasme.

Namun kasus ini diyakini menjadi kasus pertama penderita yang mengalami priapisme saat terpapar Covid-19.

Baca: Studi: Virus Corona Kemungkinan Dapat Secara Langsung Menginfeksi Sel-sel Jantung

Baca: Studi Terbaru Sebut Mutasi Sebabkan Virus Corona Lebih Mudah Menginfeksi Manusia

Pengambilan darah di penis dengan cara disedot

Untuk menanggulangi masalah ini, dokter menyedot darah dari penis menggunakan jarum.

Langkah ini diambil karena penis ereksi terus menerus.

Sebelum hal ini dilakukan area penis diberi paket es terlebih dulu.

Setelah selesai gumpalan darah gelap ditemukan.

Darah gelap ini berasal daril dari trombosis yang disebabkan oleh virus corona.

Kesimpulan dari kondisi tersebut, dokter mengatakan, vrus menyebabkan komplikasi pembekuan darah dan tidak ada alternatif lain yang menjadi penyebab pripisme.

Baca: Belum Memiliki Dasar Penelitian Meyakinkan, IDI Tak Yakin Kalung Kementan Bisa Tangkal Virus Corona

Mereka menegaskan: "Meskipun argumen yang mendukung hubungan kausal antara COVID-19 dan priapisme sangat kuat dalam kasus kami, laporan kasus lebih lanjut akan memperkuat bukti"

"Presentasi klinis dan laboratorium pada pasien kami sangat menyarankan priapisme terkait infeksi SARS-CoV-2."

Segala tindakan harus segera diambil.

hal ini karena segala bentuk priapisme bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang.

Menangani priapisme ini, dokter tidak hanya mengeringkan darah dari penis, namun juga menyuntikkan obat-obatan untuk menormalkan sistem sarafnya dan dia diberi obat untuk mencegah pembekuan darah.

Usai meninggalkan rumah sakit, pria tersebut dikatakan sudah tidak mengalami priapisme.

Dr Richard Viney, konsultan ahli bedah urologi di Rumah Sakit Queen Elizabeth di Birmingham, menjelaskan kasus ini 'menarik' dan dia belum menemukan pasien Covid-19 dengan priapisme sendiri.

Mengutip pernyataannya via MailOnline: "Kami belum melihat kasus priapisme terkait Covid seperti ini dan kami telah menangani lebih banyak pasien Covid daripada rumah sakit Eropa lainnya sejauh yang saya ketahui, jadi ini jelas merupakan manifestasi yang jarang tetapi dapat dijelaskan dari Covid"

"Walaupun artikel itu tidak menjelaskan secara rinci tentang tindak lanjutnya, saya akan menduga kemungkinan besar kegagalan ereksi yang mendalam setelah kejadian ini yang tidak mungkin menanggapi pengobatan. Dia kemungkinan akan membutuhkan insersi prostesis penis jika dia ingin mempertahankan potensinya"

"Pada pasien ini, ia memiliki priapisme aliran rendah yang tentunya cocok dengan mikroemboli (pembekuan kecil yang terbentuk dalam pembuluh darah yang lebih kecil) dan ini adalah salah satu komplikasi dari Covid yang kita lihat di banyak sistem organ lainnya."

Viney juga membeberkan adanya penjelasan alternatif kemungkinan hipoksia berat - kekurangan oksigen.

Hal yang sama juga terlihat pada pria yang mati gantung diri, mereka mengalami ekersi usai kematiannya.

Hal ini dikarenakan tekanan pada otak kecil di pangkal otak yang diciptakan oleh tali.

Kondisi ini biasa disebut dengan 'Angels Lust' atau 'Terminal Erection'.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kaka, TribunMedan)

Sebagian artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul TERUNGKAP Penyebab Kenapa Alat Kelamin Pria Pasien Covid-19 Ini Bisa Tegang Berjam-jam



Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer