Serta kelima ada Inggris dengan jumlah kasus sebanyak 313.483 kasus.
Baca: Angka Kasus Covid-19 di AS Meningkat Tajam, Donald Trump Ungkap Semakin Marah Pada China
Penelitian di Prancis
Dokter di Centre Hospitalier de Versailles di Le Chesnay, daerah dekat Paris, menulis tentang lelaki itu dalam The American Journal of Emergency Medicine.
Myriam Lamamri, seorang dokter perawatan intensif, menerangkan mengenai bagaimana pembekuan darah yang disebabkan oleh Covid-19 telah banyak dilaporkan selama pandemi.
Umumnya, pembekuan darah terjadi saat seseorang melukai dirinya sendiri.
Gumpalan menghentikan luka, seperti potongan kertas, dari pendarahan.
Proses ini bisa terjadi pada waktu yang salah, menyebabkan trombosis - saat gumpalan darah berkembang di arteri dan vena.
Gumpalan ini menghalangi jantung, otak dan paru-paru.
Pasien rumah sakit dengan Covid-19 menderita pembekuan darah tetapi dokter bingung belum tahu apa penyebabnya.
Baca: CDC Ungkap 3 Gejala Baru Infeksi Virus Corona, Mual dan Hidung Tersumbat
Ada yang mengatakan virus secara langsung menyebabkan darah mereka berubah.
Teori lain adalah bahwa efek virus pada sistem kekebalan tubuh juga dapat meningkatkan pembekuan melalui berbagai jalur.
Dr Lamamri mengatakan ini adalah pertama kalinya 'trombosis penis' telah dilaporkan pada pasien dengan Covid-19.
Pasien ke dokter dengan demam, batuk kering, kesulitan bernapas dan diare, serta dua hari berikutnya dilarikan ke rumah sakit di mana tes mengkonfirmasi coronavirus.
Setalah sampai di sana dia diberi ventilasi mekanis karena menunjukkan tanda-tanda gagal napas, yang disebut ARDS.
Sebuah pemeriksaan fisik menemukan 'priapisme yang sebelumnya tidak dikenal', menunjukkan bahwa itu sudah ada selama beberapa waktu.
Dua corpora cavernosa - ruang jaringan di dalam penis - kaku, namun ujungnya lembek.
Pria tersebut menderita priapisme aliran rendah - saat darah terperangkap di ruang ereksi - yang bertentangan dengan priapisme aliran tinggi, yang disebabkan oleh cedera.
Ini sering dan bisa terjadi tanpa diketahui penyebabnya pada pria yang dinyatakan sehat.
Hal ini pun mempengaruhi pria dengan penyakit sel sabit, leukemia (kanker darah), atau malaria.
Pria itu dibius sampai dia tidak bisa menjawab pertanyaan tentang seberapa banyak rasa sakit yang dia derita - namun kondisinya diketahui sangat menyiksa.
Baca: Idul Adha di Tengah Pandemi Corona, Ketua MPR Imbau Masyarakat Sembelih Hewan Kurban di RPH
Baca: Pandemi Virus Corona Berdampak pada Perekonomian Global, Kerugian Capai Rp 168.000 Triliun