Infeksi Covid-19 Bisa Sebabkan Priapisme, Alat Kelamin Pria Ereksi 4 Jam Lebih Tanpa Libido

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Virus Corona dapat menyebabkan Priapisme yaitu ereksi penis lebih dari empat jam karena penggumpalan di pembuluh darah.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Virus corona kembali menarik perhatian dunia.

Kali ini ada fenomena terbaru terkait virus corona yang sedang terjadi di Eropa, tepatnya di negara Prancis.

Fenomena ini menimpa seorang pasien laki-laki di sana.

Infeksi virus Covid-19 ternyata bisa menyebabkan priapisme yang membahayakan bagi kaum pria.

Priapisme merupakan ereksi yang berlangsung lebih dari empat jam dan ini sangat menyakitkan dan berpotensi bahaya.

Baca: Para Peneliti Sebut Virus G4 Flu Babi Bisa Jadi Pandemi, Lebih Berbahaya Dibanding Virus Corona?

Baca: Seberapa Besar Risiko Terpapar Virus Corona saat Naik Pesawat? Ini Cara untuk Minimalkan Penularan

Virus Corona dapat menyebabkan Priapisme yaitu ereksi penis lebih dari empat jam karena penggumpalan di pembuluh darah. (menshealtfirst)

Berdasarkan ulasan dari Wikipedia, priapisme yaitu suatu kondisi penis berereksi dan tidak bisa kembali ke keadaan semula dalam waktu di bawah empat jam, meskipun rangsangan fisik atau psikologis sudah diberikan.

Malangnya, walaupun penis ereksi empat jam lebih, si pria tidak mempunyai hasrat seksual atau tak punya libido.

Kasus tersebut dimasukkan dalam golongan keadaan gawat darurat medis.

Bahkan, harus ditangani oleh seorang tenaga medis berpengalaman.

Dilansir Tribunnewswiki dari Dailymail.co.uk, seorang pria berumur 62 tahun yang tidak dikenal dari Perancis mengalami kondisi yang menyakitkan saat  menerima perawatan di rumah sakit karena serangan Covid-19 yang parah.

Ereksi ini dikarenakan oleh darah yang terperangkap di penis, yang ditemukan penuh dengan gumpalan saat dikeringkan oleh petugas medis.

Pembekuan darah, atau trombosis, sudah dilaporkan sebagai komplikasi berbahaya sampai menimpa sepertiga dari pasien yang terinfeksi coronavirus.

Ketika gumpalan memblokir arteri atau vena, penyumbatan dapat memicu serangan jantung fatal dan stroke.

Mereka juga dapat menyebabkan pripiasme.

Baca: Menhub Budi Karya Sumadi Minta Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Cabut Aturan Wajib Bawa SIKM Jakarta

Baca: Kasus Positif Covid-19 di Surabaya Melonjak Tajam, Wali Kota Risma: 90 Persen di Perumahan Mewah

Gambar mikroskop elektron pemindai ini menunjukkan virus corona Wuhan atau Covid-19 (kuning) di antara sel manusia (merah) (Kompas.com, Hai.Grid.id)

Tetapi ini diyakini sebagai priapisme pertama kali dilihat sebagai efek samping dari Coronavirus, yang telah menewaskan 500 ribu orang lebih di seluruh dunia.

Pasien meninggalkan perawatan intensif usai menghabiskan dua minggu dengan ventilator, menunjukkan dia sekarang sudah pulih dari Covid-19.

Berdasarkan pantauan Tribunnewswiki dari situs Worldometers, hingga Kamis (2/7/2020), kasus virus corona di seluruh dunia telah menginjak angka 10.805.108 dengan total kematian 518.968 jiwa.

Ada lima negara dengan kasus tertinggi Covid-19 di dunia.

Urutan pertama masih diduduki Amerika serikat dengan 2.779.953, kedua ada Brazil dengan 1.453.369 kasus.

Di urutan ketiga ada Rusia dengan 654.405 di negaranya, lalu India dengan total 605.220 kasus infeksi.

Halaman
123


Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi

Berita Populer