AS Dikecam karena Borong Hampir Seluruh Pasokan Remdesivir untuk Pengobatan Covid-19

Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar Satu ampul obat Ebola remdesivir ditunjukkan dalam konferensi pers di Rumah Sakit Universitas Eppendorf (UKE) di Hamburg, Jerman, 8 April 2020. Remdesivir merupakan obat yang sejauh ini merupkan satu-satunya obat yang dilisensikan oleh AS dan Uni Eropa sebagai pengobatan untuk mereka yang sakit parah akibat virus corona.

“Saat ini kami memiliki cukup waktu untuk melewati musim panas jika asupan pasien seperti sekarang. Jika gelombang kedua datang, kita mungkin ditantang,” paparnya.

Sementara itu, Gilead mengatakan pihaknya terkait dengan pembuat obat generik yang berbasis di India dan Pakistan untuk memasok remdesivir di 127 negara berkembang, tetapi belum membahas secara terperinci strategi pasokannya untuk negara maju di luar Amerika Serikat.

Uji coba awal yang menguji remdesivir pada pasien Covid-19 menemukan bahwa mereka yang menerima obat tersebut dapat pulih lebih cepat daripada mereka yang tidak.

Ini adalah satu-satunya obat yang dilisensikan oleh AS dan Uni Eropa sebagai pengobatan untuk mereka yang sakit parah akibat virus corona.

Baca: Vaksin Masih Belum Ditemukan, 4 Negara Maju Ini Sudah Sepakat Borong 300 Juta Dosis Vaksin Corona

Hingga saat ini, Covid-19 telah membuat lebih dari 10,5 juta orang sakit di seluruh dunia, menewaskan sekitar 512.000, menurut penghitungan oleh Universitas Johns Hopkins. Para ahli mengatakan jumlah sebenarnya pandemi ini jauh lebih tinggi karena pengujian terbatas dan masalah lainnya.

AS menjadi negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia, yakni lebih dari 2,6 juta dengan jumlah kematian sebanyak lebih dari 127.000, menurut data Johns Hopkins.

(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy)



Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer