Di Tengah Situasi yang Memanas, Kapal Perang AS Latihan Bersama Kapal Jepang di Laut China Selatan

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Kapal-kapal Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, berdekatan dengan teluk Filipina.

Sebelumnya, pejabat militer China mengklaim militer AS telah mengerahkan kekuatan di wilayah Asia Pasifik, seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (23/6/2020).

Berdasar laporan yang ia paparkan, bahkan 60 persen kapal perang AS telah berada di kawasan Indo-Pasifik, lengkap dengan 3 kapal induk.

Total ada 375.000 tentara yang bersiaga di sana.

Hal itu disampaikan oleh Pimpinan Institut Nasional Studi Laut China Selatan, Wu Shicun.

Ia mengatakan kegiatan seperti ini tak pernah terjadi sebelumnya.

ILUSTRASI - Kapal Induk USS Carl Vinson. (Dailymail)

Baca: Di Tengah Ketegangan dengan China, India Minta Rusia Percepat Pengiriman Rudal dan Jet Tempur

"Pengerahan militer AS di kawasan Asia-Pasifik belum pernah terjadi sebelumnya," kata pimpinan lembaga konsultan pemerintah China itu.

Jika diteruskan, tindakan AS bisa memicu konfrontasi militer.

"Kemungkinan insiden militer atau tembakan tak disengaja akan meningkat."

Ia pun tak menampik, jika hal itu terjadi, jurang yang memisahkan hubungan bilateral kedua negara akan semakin dalam dan lebar.

"Jika bentrokan terjadi, dampak pada hubungan bilateral akan menjadi bencana besar," lanjut Wu dikutip dari AFP Selasa (23/6/2020).

Dalam kepemimpinan Barack Obama, AS melakukan empat kali operasi di wilayah tersebut.

Namun di masa kepemimpinan Donald Trump, ia menyebut AS sudah beroperasi sebanyak 22 kali.

Demi mencegah kesalahpahaman, ia mengatakan militer AS dan China harus sering berkomunikasi.

Sebenarnya, akhir-akhir ini bukan hanya AS yang bersitegang dengan China.

Beberapa negara tetangga juga geram dengan pemerintahan Xi Jinping.

China membangun pulau buatan yang dilengkapi dengan instalasi militer di sebagian Laut China Selatan.

Pejabat AS: Hubungan Dagang AS-China Berakhir

Donald Trump dan Xie Jinping (Wikimedia Commons)

Baca: Pengamat: Kim Jong Un Memprovokasi Korsel agar Korut Bisa Menarik Perhatian Amerika Serikat

Di sisi lain, Amerika Serikat kembali menuding China sebagai penyebar virus corona di negaranya.

Diberitakan Kontan dari Reuters, kini giliran Penasihat Perdagangan Gedung Putih Peter Navarro yang buka suara.

Navarro yang geram terhadap China, mengatakan hubungan dagang kedua negara telah berakhir.

Halaman
123


Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer