Namun, pihaknya tidak menemukan ahli waris tersebut.
“Selama ini kami tidak tahu ahli warisnya siapa. Baru ketahuan setelah ada mediasi malam mini,” ujar Priyanto.
Priyanto meminta maaf dan menjadikan hal ini sebagai pelajaran berharga bagi pengelola makam.
Menurut Priyanto, sebanyak 30 makam digusur dan dijadikan jalan pada awal Maret 2020.
Pembangunan jalan menjadi program kerja UPMB setelah mendapatkan persetujuan dari para RT/RW.
“Program pembangunan jalan menjadi prioritas karena masyarakat dari sisi belakang saat ini masih keberatan untuk dilewati jenazah. Sehingga mau tidak mau akses jalan mutlak dari depan,” kata Priyanto.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Puluhan Makam Leluhur di TPU Berubah Menjadi Jalan Beton, Ahli Waris Protes"