Semestinya sebelum membangun jalan, pihak pengelola makam terlebih dahulu berkoordinasi dengan ahli waris.
Mereka membandingkan penggusuran makam di Jakarta yang selalu menghubungi ahli waris sebelum memindahkan jenazah.
Lina mengetahui makam milik leluhurnya menjadi jalan saat hendak berziarah pada Jumat (12/6/2020).
Padahal ada 20 makam leluhurnya di lokasi yang dijadikan jalan itu.
Melihat kondisi itu, kata Lina, ahli waris meminta pengelola mengembalikan posisi makam semula.
Lina menyebut, saat pembangunan jalan, jenazah di dalam makam itu tak dipindahkan ke lokasi lain.
Sehingga, posisi jenazah para leluhurnya berada di bawah jalan yang dibuat pengelola.
Senada dengan Lina, Suparmi, ahli waris yang lain juga kebingungan saat makam keluarganya tidak lagi ditemukan di pemakaman Bulusari.
Ia juga membenarkan ahli waris tak diberi tahu terkait pembangunan jalan itu.
“Tidak ada sama sekali,” kata Suparmi.
Mengetahui makam leluhur digusur menjadi jalan, Suparmi berembuk dengan keluarga.
Mereka meminta agar penggusuran makam bersifat adil.
Dengan demikian pembangunan jalan itu tidak menutup keberadaan seluruh makam keluarganya.
“Harapan kami jalan tetap ada tetapi makam keluarga kami jangan ditutup semua. Makam sebelahnya juga harus ditutup setengah sehingga adil,” jelas Suparmi.
Baca: Viral Jenazah PDP Covid-19 Dimakamkan Tanpa Kain Kafan: Dibungkus Kantong Plastik dan Pakai Popok
Lurah Pandean, Eko Santoso mengatakan, pertemuan yang dihadiri 15 ahli waris bertujuan mencari solusi atas permasalahan pembangunan jalan beton di pemakaman tersebut.
Menurutnya, pembangunan jalan di tengah makam ini merupakan program dari Unit Pengelola Makam Bulusari (UPMB) Kelurahan Pandean.
Dari pertemuan itu, solusinya akan dikembalikan kepada ahli waris.
Bila ahli waris menginginkan jalan dibongkar, pengelola akan membongkarnya.
Ketua UPMB, Priyanto mengatakan sebelum membangun jalan pihaknya sudah berupaya mencari seluruh ahli waris.