Di sisi lain, obat itu dianggap akan efektif jika diterapkan pada pasien virus corona.
3. Klorokuin
Kemudian, muncul jenis obat lainnya yang diklaim dapat mengobati tubuh dari infeksi virus corona yakni chloroquine atau klorokuin.
Klorokuin merupakan senyawa sintetis yang dikembangkan pada tahun 1934 untuk mencegah dan mengobati malaria.
Obat ini juga dikenal sebagai klorokuin fosfat, obat yang dapat menghentikan parasit Plasmodium dari tumbuh dan berkembang biak.
Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap klorokuin sebagai obat esensial dalam pengendalian malaria di seluruh dunia.
Baca: Tak Aman, Uni Eropa Sepakat Larang dan Hentikan Penggunaan Hidroksiklorokuin untuk Obati Covid-19
Baca: Indonesia Pakai Klorokuin untuk Obati Pasien Covid-19, WHO Desak Berhenti Menggunakannya, Mengapa?
WHO pun membatasi penggunaan obat ini dengan mempertimbangkan efek samping dari penggunaan klorokuin, seperti sakit kepala, sakit perut, mengantuk, muntah, dan bahkan risiko kematian.
Selanjutnya, obat yang juga dikabarkan dapat mengobati Covid-19 baru-baru ini yakni hydroxyhloroquine atau hidroksiklorokuin.
Obat ini menjadi polemik, lantaran penggunaannya didukung oleh Presiden AS Donald Trump, tetapi sejumlah negara di Eropa menghentikan uji cobanya terkait efek samping yang berisiko.
Hidroksiklorokuin adalah obat berbentuk tablet oral yang diberikan berdasarkan resep dokter.
Umumnya, penggunaan hidroksiklorokuin sebagai bagian dari terapi. Efek samping dari penggunaan obat ini antara lain, sakit kepala, pusing, diare, kram perut, dan muntah.
Namun, ada juga efek samping yang serius yakni pembengkakan cepat pada kulit, gatal-gatal, sakit tenggorokan, hipoglikemia berat, pendarahan atau memar, warna kulit biru-hitam, kelemahan otor, rambut rontok, perubahan suasana hati, dan efek kesehatan mental.
Dexamethasone merupakan obat untuk mengatasi peradangan, reaksi alergi, dan penyakit autoimun dan termasuk dalam kategori obat kortikosteroid.
Sekelompok ilmuwan dari Universitas Oxford melakukan pengujian obat dexamethasone pada 2.000 pasien terinfeksi virus corona baru.
Mereka membandingkannya dengan 4.000 pasien yang tidak mendapatkan dexamethasone.
Alhasil, sekitar 19 dari 20 pasien yang terinfeksi Covid-19 sembuh tanpa harus dilarikan ke rumah sakit.
Dexamethasone juga dilaporkan bisa menyembuhkan pasien kritis atau dalam kondisi parah.
Di Inggris, dexamethasone digunakan sejak awal terjadinya pandemi virus corona dan sudah menyelamatkan sekitar 5.000 nyawa.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Deretan Obat yang Diklaim Efektif untuk Covid-19, dari Dexamethasone hingga Hidroksiklorokuin"