Meski demikian, situasi di Washington dan Moskow jauh berbeda.
Amerika Serikat kini memiliki lebih dari dua juta angka terkonfirmasi positif Covid-19, sedangkan Rusia lebih sedikit.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa negaranya jauh lebih baik dalam penanganan virus corona dibandingkan Amerika Serikat.
Menurut Putin, hal itu dilihat dari jumlah korban meninggal dunia.
"Di sini (Rusia), kita sudah keluar dari wabah secara mulus, tanpa keluar koban banyak."
"Di AS, situasi ini tak mungkin terjadi," kata Putin.
Pada Minggu (14/6/2020), Rusia mencatatkan 8.835 kasus baru virus corona, sehingga total jumlah infeksinya berada di angka 528.964, tertinggi ketiga di dunia.
Baca: AS dan NATO Gelar Latihan Perang di Tengah Pandemi, Pamer Kekuatan kepada Rusia
Baca: Hubungan China dan India Memanas, Rusia Buka Suara dan Mengaku Khawatir
Baca: Sudah Tanda Tangani Dokumen, Putin Izinkan Militer Rusia Gunakan Nuklir jika Ada Serangan Nonnuklir
Beberapa wilayah sudah mulai melonggarkan lockdown, dengan Moskwa juga dilaporkan mulai membuka lagi toko non-esensial dan salon rambut.
Melansir pemberitaan AFP, sementara AS menjadi negara yang paling parah terdampak, di mana mereka mencatat lebih dari 2 juta kasus dan 115.000 korban meninggal.
Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Putin menyatakan bahwa wabah Covid-19 sudah menyingkapkan "krisis internal yang dalam" di AS.
Presiden yang berkuasa sejak 2012 itu mengkritik kurangnya kepemimpinan di Washington dalam menangani virus yang pertama kali menular di Wuhan, China tersebut.
Dia menyindir Presiden Donald Trump yang kerap mengomentari Kremlin.
Namun di sisi lain, dia didikte oleh gubernur negara bagian.
"Saya kira masalahnya adalah kepentingan kelompok, yang lebih tinggi dari kepentingan masyarakat," jelas mantan agen rahasia Uni Soviet (KGB).
Keraguan mengenai data kematian yang tak dilaporkan seutuhnya
Di Rusia, sementara itu, Putin memuji bahwa pemerintah pusat maupun daerah bekerja "sebagai satu tim" dan tidak melenceng dari tugas yang disepakati.
"Saya ragu siapa pun di pemerintah regional akan berpikiran "kami tak akan mengikuti presiden, dia salah," jelas presiden 67 tahun tersebut.
Dia mencontohkan ketika Dagestan, region yang berada di kawasan Caucasus menderita cukup parah akibat Covid-19, "semua negara membantu".
Sejauh ini, Moskwa melaporkan 6.948 kasus kematian karena wabah, sangat jauh dibandingkan AS yang melampirkan ratusan ribu korban meninggal.