"Xilinx mengetahui ada penambahan (perusahaan ke dalam blacklist) baru-baru ini Departemen Perdagangan."
"Kami sedang mengevaluasi setiap dampak bisnis yang potensial," papar pihak perusahaan.
"Kami mematuhi aturan dan peraturan Departemen Perdagangan AS yang baru," tambahnya.
Baca: Semakin Serius, Donald Trump Beri Surat Ultimatum ke WHO, Ancam Hentikan Pendanaan
Baca: Gara-gara Corona, China Tak Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi: Pertama Kali Sejak 1990
Baca: Dokter di China Klaim Virus Corona Telah Berubah hingga Mempersulit Penanganan, Bermutasi?
Sebagai informasi, tindakan Departemen Perdagangan AS ini mengikuti tindakan serupa yang terjadi pada Oktober 2019.
Saat itu, AS memasukkan 28 biro keamanan publik China dan perusahaannya, termasuk beberapa perusahaan pemula AI dan perusahaan pengawas video Hikvision.
Tindakan tersebut mengikuti blue print yang sama, yang digunakan oleh Washington dalam upayanya membatasi pengaruh Huawei Technologies Co Ltd.
Huawei dibatasi dengan alasan keamanan nasional.
Artikel ini sebagian sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Medan perang baru AS-China: Beijing tolak hadir undangan berunding soal nuklir.