Konon, Ratu Wilhelmina sempat menolak rencana pemberian kado itu, tetapi akhirnya dia menyetujuinya dengan syarat atap kereta harus tinggi agar dia bisa berdiri di dalamnya.
Sementara itu, rakyat Amsterdam juga mengajukan syarat ke firma, kaca kereta harus bisa memperlihatkan sang ratu duduk di dalamnya, dan Wilhelmina dapat melihat rakyatnya dari balik jendela kereta.
"Ukuran kereta enggak boleh terlalu besar karena gang-gang di pusat kota-kota Belanda yang sempit," imbuh @yoyen di utasnya.
Walau namanya Gouden Koets (Kereta Kuda Emas), bahan utamanya adalah kayu jati dari Jawa.
Lorraine menyebutkan, ada beberapa ornamen yang dibuat dari gading di Sumatera dan elemen dari kulit sapi dari provinsi di Belanda selatan, yaitu Zeeland.
Gouden Koets memiliki empat panel gambar yang dilukis oleh Nicolaas van der Waay.
Dikatakan Lorraine, setiap panel gambar bercerita tentang empat hal, yakni masa depan, masa lalu, penghormatan dari/ke koloni, dan penghormatan dari/ke Belanda.
Lalu, panel yang sedang menghebohkan jagat media sosial Indonesia adalah panel Hulde der Kolonieen.
"Ini artinya bisa dua: penghormatan ke dan/atau penghormatan dari koloni (untuk naik takhtanya Juliana)," tulis @yoyen di Twitter.
"Memang waktu itu kereta ini dibuat syaratnya harus menggambarkan kejayaan Kerajaan Belanda," imbuhnya kepada Kompas.com.
Desain Gouen Koets bergaya Renaissance karena mengacu ke kejayaan di Masa Keemasan (Gouden Eeuw/Golden Age), sehingga panel-panel gambar di keretanya penuh dengan simbol.
Di panel Hulde der Kolonieen sendiri, banyak simbol yang mengandung makna masing-masing.
Perempuan yang duduk di tengah lukisan melambangkan Belanda.
Baca: Asal-usul Bendera KKB Papua Bintang Kejora, Ternyata Buatan Belanda dan Dipakai Logo Klub Sepak Bola
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Kapal Belanda De Zeven Provincien Dibom di Sumatra Karena Krunya memberontak
Baca: Anies Baswedan Dibully Karena Banjir di Jakarta, Fadli Zon Heran: Dari Zaman Belanda Udah Banjir
Di depannya ada tumpukan hasil panen, seperti kepala kerbau, pisang, tebu, dan hantaran lainnya. Ia dikelilingi budak Afrika yang melambangkan koloni Barat, dan budak Indonesia yang mencerminkan koloni di Timur.
Ada juga budak dari pejabat lokal di Jawa. Konon, panel Hulde der Kolonieen terinspirasi dari lukisan Charles Rochussen pada 1852.
Panel gambar di kereta emas ini memicu perdebatan lantaran sejumlah orang menganggapnya sebagai kebanggaan era kolonial.
Kebetulan, isu penindasan juga sedang marak dibicarakan usai kasus kematian George Floyd di Amerika Serikat (AS).
Lorraine menyebutkan, ada satu akun Twitter dari AS yang pertama kali mengunggah foto Gouden Koets sehingga pembahasannya mencuat lagi.
Bahkan, perdebatan itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi sudah ada di Belanda sejak 2011.