Surabaya Jadi Zona Hitam Covid-19 di Jawa Timur, Begini Penjelasan Khofifah hingga Upaya Risma

Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kota Surabaya jadi zona hitam sebaran covid-19 di Jawa Timur, ini update jumlah kasusnya, penjelasan Khofifah dan upaya Risma atasi virus Corona.

"Tadi ada yang tanya kok masuk hitam, kenapa di Surabaya kok masuk hitam, itu merah tua. Yang bikin pewarnaan ini mas dokter Jibril, jadi ada warna-warna merah tua, ada merah maron, dan merah-merah biasa," terang Khofifah, Senin (1/6/2020) malam.

Menurut Khofifah, warna pada peta sebaran itu muncul dari angka yang terkonfirmasi covid-19, sehingga semakin banyak angka positif virus Corona, maka warna di peta sebaran akan semakin tua.

"Kalau misalnya Sidoarjo 513 sampai 1024, maka warnanya semakin tua. Kalau angka di atas itu, maka warnanya merah tua sekali.

Kenapa ada perbedaan warna, karena melihat perbedaan secara kuantitatif, jadi yang terkonfirmasi positif di masing-masing daerah," papar Khofifah.

Surabaya saat ini masih menjalani status PSBB Surabaya Raya Tahap 3.

PSBB Surabaya Raya Tahap 3 berlangsung hingga Senin (8/6/2020) mendatang.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani pamitan pada warga Surabaya tepat pada perayaan di Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-727, Minggu (31/5/2020). (Pemkot Surabaya) (Pemkot Surabaya)

Penjelasan Risma

Saat di acara Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (1/6/2020), Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini atau Risma menanggapi penyebab virus Corona di daerahnya begitu banyak.

Risma mengatakan bahwa Surabaya banyak kasus virus Corona karena banyaknya tes yang dilakukan.

Ia menjelaskan bahwa semua orang yang kemungkinan memiliki potensi terjangkit virus Corona langsung dites.

"Jadi tadi saya sampaikan begitu kami punya alat maka pasien yang masuk ODR (Orang Dalam Risiko), OTG (Orang Tanpa Gejala), ODP (Orang Dalam Pemantauan), PDP (Pasien Dalam Pengawasan) langsung kita tes semua."

"Kalau kita delay satu minggu, maka dia bisa menular meskipun sudah dikarantina, menular di keluarganya," jelas Risma.

"Mungkin dulu hanya satu di keluarga itu, tapi kemudian karena dia satu rumah tidak dipisahkan, karena kita tidak punya alatnya bahwa dia memang positif, dia kita isolasi karena masuk di kelompok tadi."

"Nah begitu kita tes, maka kemudian yang kita isolasi menjadi confirm, menjadi positif."

"Nah itulah yang tadi saya sampaikan kenapa menjadi besar," jelasnya.

Baca: Surabaya Disebut Wuhan Kedua, Doni Monardo Beberkan Penyebab Angka Covid-19 Tinggi

Risma mengatakan Pemkot Surabaya juga telah banyak melakukan rapid test massal.

Jika ada warga yang reaktif covid-19, maka orang itu akan ditempatkan di sebuah hotel.

"Maka kemudian kita lakukan semua dengan rapid test nah sekarang kita sudah punya alatnya, kemudian kita pisah begitu dia reaktif."

"Setelah dia kita pisah kita lakukan swab," katanya.

Jika hasil swab positif tanpa gejala maka para pasien akan ditempatkan di asrama haji.

Halaman
1234


Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer