15. Warga sekolah dan keluarga yang berpergian ke negara dengan transmisi lokal Covid-19 serta mempunyai gejala demam atau gejala pernapasan seperti batuk/pilek/sakit tenggorokan/sesak napas diminta untuk tidak melakukan pengantaran, penjemputan, dan berada di area sekolah.
Sebelumnya, Nadiem Makariem telah menyanggah kabar sekolah akan dibuka kembali pada bulan Juli 2020.
"Kami tidak pernah mengeluarkan pernyataan kepastian, karena memang keputusannya bukan di kami. Jadi mohon stakeholders atau media yang menyebut itu, itu tidak benar," tegas Nadiem.
Baca: Jika Ada Covid-19 Gelombang Dua, New Normal Akan Dihentikan
Baca: Sambut New Normal, Jasa Marga Tiadakan Layanan E-Toll di Gerbang Tol
Sementara itu, Nadiem mengaku telah memiliki skenario mulai pembelajaran sekolah.
"Harus diketahui bahwa Kemendikbud sudah siap dengan semua skenario," ucapnya.
"Kami sudah ada berbagai macam, tapi tentunya keputusan itu ada di dalam Gugus Tugas, bukan Kemendikbud sendiri, jadi, kami yang akan mengeksekusi dan mengoordinasikan," papar Menteri Nadiem.
Mendikbud menyatakan, keputusan mengenai waktu dan metode pembelajaran juga atas pertimbangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
"Tapi keputusan kapan, dengan format apa, dan seperti apa, karena ini melibatkan faktor kesehatan, bukan hanya pendidikan, itu masih di Gugus Tugas," kata dia.
Diketahui sejak bulan Maret seluruh siswa di Indonesia diminta untuk belajar dari rumah.
Hal ini guna memutus rantai penyebaran Covid-19.
Hingga saat ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem belum menentukan kapan sekolah akan kembali dibuka.
Artikel ini sebagian telah tayang di Tribunnews.com dengan judul New Normal Indonesia, Apa Saja Protokol di Area Institusi Pendidikan?