Ia juga masuk karantina pada 17 Mei 2020.
“Mereka semua orang Hargowilis, tapi bekerja di luar kota,” kata penjaga karantina di wisma, Muslim.
Wisma Sermo Asri nama bangunan dua lantai ini.
Wisma ini dikelola pemerintah Kulon Progo.
Bangunan tampak masih kokoh, yang berdiri dalam balutan cat merah muda.
Sayang, bangunan dan pelatarannya tidak terawat, plafonnya rusak berat.
Dindingnya kusam, berlumut di beberapa bagian, catnya pudar, banyak cat yang sudah terkupas di beberapa bagian dinding, bahkan retakan dinding ditumbuhi pakis-pakisan.
Halamannya juga ditumbuhi rumput yang tidak terawat.
Wisma berada di tengah hutan lindung.
Hutan ini menjadi penyangga air bagi waduk Sermo yang menyuplai air baku bagi masyarakat Kulon Progo.
Lokasi di sini sepi. Sinyal telepon kadang menyala kadang mati.
Muslim, penjaga gedung isolasi merupakan warga Clapar I.
Ia mengungkapkan pihak desa, pedukuhan, dan warga mendukung suplai logistik bagi pemudik yang menjalani isolasi.
“Kadang (bantuan) bergantian antar pedukuhan. Keluarganya juga sering datang ke mari,” kata Muslim.
Tyas pulang dengan mengendarai motor.
Ia mengaspal sepanjang jalur Selatan pulau Jawa, seperti Purwokerto, Ajibarang, Kebumen, baru masuk ke Kulon Progo.
Tyas pulang kampung berbarengan dengan Depriyadi (19) teman seangkatan saat sekolah.
Masing-masing menggunakan motor sendiri.
Depri pulang karena perusahaan merumahkan dirinya.