Perusahaan ini menyebutkan, pada akhir Februari 2020, mereka memulai uji klinis pada sekitar 20 hingga 25 relawan sehat pada April 2020 untuk melihat apakah dua dosis obat tersebut aman dan efektif dalam mengembangkan kekebalan tubuh.
Pemerintah AS pun memperkuat upaya penelitian dan pengembangan vaksin Moderna dengan dana tambahan sebesar 483 juta dollar AS.
Dikritisi sejumlah ahli Meksipun mengklaim penelitiannya menghasilkan hal yang positif, sejumlah ahli masih meragukan vaksin Moderna tersebut.
Baca: Belum Ada Vaksin, Ahli di Inggris: Kita Harus Belajar Hidup Bersama Covid-19 Selama Beberapa Tahun
Para ahli vaksin menyatakan skeptis tentang hasil uji coba vaksin Covid-19 yang diumumkan oleh perusahaan biotek Moderna pada hari Senin.
Hal itu mengingat perusahaan belum merilis data penting untuk mendukung klaimnya bahwa obatnya berhasil memproduksi antibodi dalam uji coba pada manusia.
Termasuk di antaranya hasil keseluruhan dari semua relawan yang mengukuti percobaan.
"Ketika sebuah perusahaan seperti Moderna dengan sumber daya yang sangat besar mengatakan mereka telah menghasilkan antibodi penetral virus dalam uji coba manusia, saya benar-benar ingin melihat angka dari uji apa pun yang mereka gunakan," ujar John "Jack" Rose, seorang peneliti vaksin dari Universitas Yale dikutip dari Forbes.
Kritikan serupa juga diungkapkan peneliti vaksin Johns Hopkins University Anna Durbin. “Ini sedikit mengkhawatirkan bahwa mereka belum mempublikasikan hasil dari uji coba yang sedang berlangsung yang mereka sebutkan dalam siaran pers mereka. Mereka belum menerbitkan semua itu," tutur Anna.
Ketika dikonfirmasi tentang sejumlah keraguan para ahli, pihak Moderna mengatakan informasi tingkat antibodi akan segera dipublikasikan.
"Akan diungkapkan dalam artikel jurnal akhirnya dari NIAID," bunyi pernyataan pihak perusahaan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kabar Baik Vaksin Corona: Percobaan Menghasilkan Antibodi Setara Orang yang Pulih"