"Mereka-mereka ini yang bergerak pertanyaannya, apakah mereka berisiko sebagai penular atau tidak?" ungkap Syarif.
Baca: Kisah Nyeleneh Penjemputan Pasien Positif Corona, Main Petak Umpet hingga Merasa Dizalimi
Hal itu ia sampaikan mengingat banyaknya kasus orang tanpa gejala (OTG) atau asimptomatik yang sebetulnya sudah terjangkit virus.
"Mereka adalah orang-orang muda. Yang saya bilang tadi, ada kasus asimptomatik yang tinggi," papar Syarif.
Syarif kemudian menyoroti wacana pelonggaran PSBB agar kegiatan ekonomi dapat kembali berjalan.
Menurut dia, hal tersebut harus dipersiapkan dan dievaluasi terlebih dulu sebelum dijalankan.
"Jadi ketika PSBB ini dari sisi kesehatan akan diperketat, sekarang ada kelonggaran," katanya.
"Tadinya kita mengevaluasi efektivitas PSBB, saya kira Gugus Tugas harus mengevaluasi seberapa besar dampak kelonggaran pergerakan ini," lanjut Syarif.
"Banyak sumber data besar yang bisa digunakan untuk mengevaluasinya," tambah dia.
Menurut dia, perpindahan orang dari wilayah episentrum ke wilayah yang masih zona hijau perlu diawasi.
"Jadi berapa dampak dari pergerakan orang Jakarta ke berbagai wilayah di Indonesia?" tanya Syarif.
"Nanti coba dilihat hubungannya dengan kasus yang ada di wilayah-wilayah," lanjut dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Ramai 'Indonesia Terserah', Dokter Ungkap Sudah Tak Mau Pusing Pikirkan Masyarakat dan Pemerintah.