Dihujani Kritik, Presiden Donald Trump Pertimbangkan untuk Danai WHO 10 Persen dari Jumlah Biasanya

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Donald Trump berbicara tentang COVID-19, yang dikenal sebagai coronavirus, setelah menandatangani Proklamasi untuk menghormati Hari Perawat Nasional di Kantor Oval Gedung Putih di Washington, DC, 6 Mei 2020.

"Dengan pecahnya pandemi Covid-19, kami memiliki keprihatinan mendalam apakah kemurahan hati Amerika telah dimanfaatkan sebaik mungkin," kata presiden.

Trump menuduh WHO tak bisa menilai virus ini dengan baik ketika pertama kali muncul di Wuhan.

"Seandainya WHO melakukan tugasnya untuk membawa para ahli medis ke China untuk menilai secara objektif situasi di lapangan dan untuk menyebut kurangnya transparansi China, wabah itu bisa saja tertahan di sumbernya dengan kematian yang sangat sedikit," katanya kepada wartawan.

"Ini akan menyelamatkan ribuan nyawa dan menghindari kerusakan ekonomi di seluruh dunia. Sebaliknya, WHO bersedia mengambil jaminan China untuk menghadapi nilai ... dan membela tindakan pemerintah China."

Namun, para koresponden menunjukkan bahwa Trump sendiri sempat memuji tanggapan China terhadap wabah tersebut dan meremehkan bahaya virus di dalam negeri.

Penghentian Dana untuk WHO, Untungkan AS atau Justru China?

Donald Trump dan Xie Jinping (Wikimedia Commons)

Baca: Butuh Ribuan Subjek, China Ingin Lakukan Uji Vaksin Covid-19 dengan Libatkan Beberapa Negara

Baca: Tangani Pasien Covid-19, Dokter di Hong Kong Keluhkan Alat Pelindung: Tak Ada yang Dukung Kami

Kendati menghentikan pendanaan WHO, BBC menyoroti langkah Trump memiliki maksud tertentu.

Maksud itu ialah upaya untuk mengurangi pengaruh global China, yang mulai tumbuh di dunia internasional.

Pasalnya, China telah memperkuat pengaruh di lembaga dunia, tak terkecuali WHO.

Maka tak heran jika Presiden Donald Trump terus-terusan menyebut adanya bias WHO dengan China.

Diberitakan The New York Times, China menyumbang sebagian kecil anggaran WHO.

Jumlah itu tak seberapa dibanding dana yang digelontorkan AS.

Namun pemerintah telah melobi WHO untuk mempromosikan pengobatan tradisional Tiongkok, meski ada keraguan di kalangan ilmuwan mengenai efektivitasnya.

"Ini adalah bagian dari upaya China untuk lebih aktif terlibat dalam lembaga internasional," kata Huang, pakar kesehatan global.

"Itu tidak akan menyenangkan setiap negara atau setiap pemeran, tetapi itu akan memengaruhi agenda WHO."

Alih-alih meruntuhkan pengaruh China, Washington Post justru menilai sebaliknya.

Serangan Donald Trump pada WHO dinilai bisa membuka peluang meningkatnya pengaruh China di dunia, terutama dalam bidang kesehatan.

Dalam beberapa tahun terakhir, China memandang lembaga internasional sebagai ruang utama untuk membentuk tatanan internasional yang baru.

Beijing sendiri berhasil mendukung pemilihan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengalahkan calon lain yang dijagokan AS.

Selain itu, Beijing juga telah mengambil peran baru dalam membentuk norma-norma hak asasi manusia di lembaga HAM PBB.

Halaman
123


Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer