Dilansir Tribunnewswiki dari New York Times (6/2/2020), remdesivir diketahui sempat diujikan pada tikus dan kelelawar yang terinfeksi virus corona, termasuk MERS dan SARS.
Kesimpulannya, obat itu dikombinasikan dengan senyawa NHC yang bisa melawan virus corona.
Dalam percobaan tersebut, pihak Direktur Penyakit Menular dan Profesor pediatri di Vanderbilt University School of Medicine menyampaikan, remdesivir dan NHC tampaknya bisa menghalangi replikasi virus dengan mengganggu kemampuan mereka dalam melakukan mutasi genetik.
Disamping itu, obat tersebut dianggap akan efektif apabila diterapkan pada pasien virus corona.
Perlakuan ini dinilai sebagai terapi ganda untuk mencegah dan mengobati penyakit.
Mengacu pada artikel yang berjudul "A Randomized, Controlled Trial of Ebola Virus Disease Therapiutitcs" yang terbit dalam The New England Journal of Medicine pada 12 Desember 2019, uji coba dilakukan pada 681 pasien di Kongo.
Ratusan pasien itu mempunya kategori penyakit yang berbeda dari 20 November 2018 sampai 9 Agustus 2019.
Uji coba dilaksanakan dengan empat obat, yaitu antibodi monoklonal tiga ZMapp, antivirus remdesivir, antibodi MAB114, dan antibodi tiga REGN-EB3.
Titik akhir primer riset tersebut yaitu kematian pada 28 hari.
Hasil uji coba menampakkan, kelompok pasien yang diberikan obat MAB114 dan REGN-EB3 mempunyai presentasi kematian yang lebih rendah dibandingkan ZMapp dan remdesivir.
Sukses uji coba pada monyet
Seiring berjalannya waktu, para peniliti bereksperimen menguji coba obat remdesivir kepada dua kelompok dari enam kera khusus yang sengaja diinfeksi dengan SARS-CoV-2.
Satu kelompok menerima remdesivir, sementara yang lain tidak.
Kelompok yang menerima obat mendapat dosis intravena pertama mereka dalam 12 jam setelah infeksi, selanjutnya terus berlanjut setiap hari selama 6 hari.
Satu dari enam hewan yang dirawat menunjukkan kesulitan bernapas ringan.
Sementara semua enam monyet yang tidak diobati mengalami sesak napas.
Jumlah virus yang ditemukan di paru-paru secara dignifikan lebih rendah pada kelompok yang diobati, dibandingkan dengan kelompok yang tidak diobati.
Disetujui BPOM AS
Awalnya remdesivir oleh Gilead Sciences yang berbasis di AS untuk mengobati Ebola.