Dalam hal ini, Hokkaido memiliki beberapa kesamaan dengan apa yang terjadi di kota Daegu, Korea Selatan.
Di sana, penyebaran wabah dilacak secara massif.
Mereka yang terinfeksi diisolasi dan angka penularan ditekan.
Tapi tindakan kedua dari Hokkaido jauh lebih tidak meyakinkan.
Setelah wabah Daegu, pemerintah Korea Selatan memulai program pengujian besar-besaran untuk mencoba dan melacak epidemi.
Jepang telah melakukan yang sebaliknya.
Baca: Jepang Darurat Corona, Pikotaro Ubah Lirik Pen Pineapple Apple Pen Menjadi Lagu Ajakan Cuci Tangan
Bahkan hingga lebih dari tiga bulan setelah Jepang mencatat kasus pertama, masih hanya menguji sebagian kecil dari populasi.
Awalnya, pemerintah mengatakan hal itu itu karena pengujian skala besar adalah "pemborosan sumber daya".
Beberapa waktu berikutnya, mereka harus mengakui akan meningkatkan pengujian, meski beberapa alasan tampaknya akan membuat usaha itu tak begitu mudah.
Pertama, Kementerian Kesehatan Jepang khawatir rumah sakit akan kewalahan oleh orang yang dites positif, tetapi hanya memiliki gejala kecil.
Pada skala yang lebih luas, pengujian adalah tanggung jawab pusat kesehatan setempat dan bukan pada tingkat pemerintah nasional.
Sayangnya, beberapa pusat kesehatan lokal ini tidak dilengkapi dengan staf atau peralatan untuk menangani pengujian dalam skala besar.
Karena hal ini, Jepang sempat mendapat berbagai kritikan tajam.
Terlepas dari semua itu, kini Pemerintah Jepang berhasil membuktikan bahwa mereka mampu mengendalikan laju penularan Covid-19.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Laju Penularan Berkurang, Jepang Cabut Status Darurat Covid-19 di Sebagian Besar Wilayah