Hasil Pemodelan Pakar UI: 40.000 Kasus Covid-19 Baru Diprediksi Akan Muncul di Jawa akibat Mudik

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi polisi memeriksa para pengendara yang diduga akan mudik. Pakar UI memperkirakan 40.000 kasus Covid-19 baru akan muncul di Jawa karena banyak anggota masyarakat nekat mudik meski sudah dilarang pemerintah.

Tepatnya setelah 20 persen warga yang mudik kembali ke Jabodetabek pada 31/5/2020.

Dengan asumsi, ada tambahan warga yang kembali ke Jabodetabek menjadi 25 persen.

Maka, mulai dari 1 Juni bahkan diprediksikan bisa mencapai 1.000 jumlah kasus yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

"Pemodelan ini mengindikasikan adanya eskalasi penularan Covid-19 akibat mobilitas penduduk (melakukan) mudik," tutur Pandu.

Seberapa efektif larangan mudik dalam mencegah penularan Covid-19?

Iqbal Elyazar selaku peneliti di Eijkman-Oxford Clinical Research Unit menyebutkan bahwa larangan mudik adalah upaya yang positif, serta membantu membuat skenario dampak dalam beberapa waktu mendatang.

“Seberapa besar dampak larangan mudik ini tidak bisa terlihat secara instan. Setelah satu minggu, dua minggu, tiga minggu, akan ada skenario sebab dan akibat jika masyarakat patuh atau tidak patuh terhadap larangan tersebut,” tutur Iqbal dalam seminar online yang diadakan The Conversation Indonesia berjudul “Mengukur Efektivitas Intervensi Pemerintah dalam Penanganan Covid-19”, Selasa (21/4/2020).

Kepatuhan masyarakat terhadap kebijakan ini memiliki andil yang sangat penting.

Baca: Pemudik Bisa Lolos Jika Menyuap? Dirlantas Polda Metro Jaya: Polisi Terima Suap Langsung Dipecat

Baca: Cara-Cara Pemudik Kelabuhi Petugas Pemeriksa, dari Naik Truk hingga Gunakan Ambulans

Hal itu menentukan seberapa besar efektivitas yang dihasilkan dari intervensi tersebut.

Indikator berbasis mobilitas

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki konektivitas antarpulau yang masif.

Iqbal mengatakan  bahwa perjalanan darat dan udara mayoritas berlangsung di barat dan bagian tengah Indonesia, sementara perjalanan laut mendominasi Indonesia bagian timur.

“Kenaikan kasus Covid-19 sekarang telah terjadi di Sulawesi, Kalimantan, dan Papua yang bahkan mencapai 100 kasus. Kita memang harus berhati-hati terhadap hal ini,” tuturnya. Data yang diambil dari Wuhan, episenter awal penyebaran Covid-19, sebelum dan setelah lockdown bisa menjawab pertanyaan tersebut.

 “Datanya sangat terlihat, saat diberlakukannya lockdown di Wuhan, angka kasus Covid-19 menurun. Hal itu bisa menjadi acuan bahwa efektivitas larangan mudik dan PSBB bisa dilihat dari mobilitas penduduknya,” papar Iqbal.

Meski begitu, kebijakan berupa larangan mudik memiliki peran yang krusial karena kasus baru Covid-19 di Indonesia masih berada dalam fase eksponensial dan belum mencapai puncak pandemi.

(TribunnewsWiki/Tyo/Kompas/Ellyvon Pranita/Sri Anindiati Nursastri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seberapa Efektif Larangan Mudik untuk Cegah Corona Covid-19? Ini Kata Ahli" dan "Ahli Prediksikan 40.000 Kasus Corona Baru Akan Terjadi di Jawa Akibat Mudik"

dan di Tribunnews.com dengan judul Hasil Pemodelan Pakar UI: 40.000 Kasus Covid-19 Baru Diprediksi Akan Muncul di Jawa akibat Mudik



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer