"Bahkan kadang-kadang yang menyedihkan menurut saya adalah aktivis-aktivis society, aktivis-aktivis pro demokrasi dan anti-korupsi yang dulu sangat keras meneriakkan perjuangan anti-korupsi."
"Justru menjadi bagian dari mereka yang justru ingin membungkam pengkritik," sambungnya.
Baca: Pemerintah Buka Operasional Moda Transportasi, Natuna Masih Batasi Akses Masuk Wilayah
Lantas, Refly mengungkap persoalan besar yang melanda demokrasi di Indonesia.
Ia menilai, banyak penguasa di negeri ini yang justru melawan akal sehat rakyat saat mengkritik pemerintah.
"Coba bayangkan, saya pernah nge-Tweet 'Kekuasaan kadang-kadang membunuh rasionalitas orang, membunuh akal sehat seseorang."
"Justru akal sehat yang dia bunuh adalah yang dia perjuangkan ketika dia tidak berkuasa'."
"Nah ini yang menjadi persoalan yang menurut saya luar biasa di dalam demokrasi di Indonesia."
Refly Harun mengaku banyak memperoleh serangan yang sangat kasar dari warganet yang tak terima dengan kritiknya yang disampaikannya untuk pemerintah.
Meskipun begitu, Refly Harun mengaku tidak mau menggubris hujatan itu.
Melalui tayangan YouTube Refly Harun, Minggu (10/5/2020), Refly Harun mulanya menyinggung soal aturan yang bisa saja menjeratnya jika terus menerus mengkritik pemerintah.
Baca: Pemerintah Buat Kajian Pemulihan Ekonomi, Rencananya Mal Akan Dibuka Kembali Mulai 8 Juni 2020
Namun, menurut dia risiko bagi pengkritik pemerintah bukan hanya di bidang hukum, tetapi juga harus siap menerima hujatan dari para warganet yang menjadi pendukung fanatik pemerintahan saat ini,
"Kita tahu bahwa ada ancaman aturan yang masih diterapkan sehingga kita sebenarnya dalam setiap waktu, dalam setiap saat terancam untuk dituntut," ucap Refly.
"Di sisi lain, tidak hanya diancam dituntut, tapi juga terancam untuk di-bully, bahkan dihina."
Terkait hal itu, Refly pun mengungkap banyaknya hujatan yang diterimanya lewat akun Twitter hingga YouTube.
Ia mengaku enggan menggubris hujatan itu karena bisa menimbulkan sakit hati.
"Saya kalau membaca komentar atas tweet saya atau komentar atas YouTube saya misalnya," ujar Refly.
"Kalau kita enggak kuat kita bisa sakit hati."
Tak lupa, Refly menyinggung soal perseteruan Said Didu dan Kemenko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan.
Diketahui, sebelumnya Said Didu dilaporkan ke polisi karena dinilai mencemarkan nama baik dan menyebarkan berita bohong soal Menko maritim dan investasi itu.