Maka ada penambahan sebanyak 6 isolat.
"Jadi, dari Eijkman ada 7 (isolat yang berhasil diurutkan), kemudian 2 dari Unair" ungkap Direktur Lembaga Biologi Molekular Eijkman Profesor Amin Soebandrio pada Minggu (10/5/2020).
Tiga di antaranya sudah menunjukkan hasil analisis, sementara 6 sisanya masih berada dalam proses analisis.
Analisis genom ini bisa membantu ilmuwan melihat apakah virus corona di Indonesia mempunyai kekerabatan dengan salah satu virus di negara lain.
4. Penggunaan tes cepat molekuler (TCM)
Bukan cuma memakai tes polymerase chain reaction (PCR), pemerintah saat ini juga menggunakan tes cepat molekuler (TCM) untuk memeriksa spesimen pasien Covid-19.
Tes tersebut mulai digunakan di satu laboratorium rumah sakit darurat Wisma Atlet, Kamis (7/5/2020).
Setidaknya, ada 15 mesin TCM yang menyebar di laboratorium seluruh Indonesia.
Hasil tes menggunakan TCM terbilang cukup cepat, yakni kurang lebih 2 jam.
Dilansir Tribunnewswiki dari Kompas.com, 8 Mei 2020, ada 143.453 spesimen yang diperiksa dengan real-time PCR yang selama ini telah berjalan.
Sementara itu, 328 lainnya diperiksa dengan TCM.
Baca: Kabar Gembira, Obat Remdesivir China untuk Tangani Corona Dapat Persetujuan BPOM AS
Diketahui, Indonesia menerima 101 dukungan internasional dan dana bantuan senilai 80.134.024 dollar AS untuk menangani pandemi corona.
Dukungan tersebut terdiri dari 9 dukungan pemerintah, 82 dukungan non pemerintah, dan 10 organisasi internasional.
Lebih detailnya, dukungan yang telah terealisasi sebesar 27.949.405 dollar AS.
Jadi, masih ada sekitar 52.184.619 dollar AS dukungan yang belum terealiasi.
Dukungan pemerintah datang antara lain dari Amerika Serikat, Jepang, Uni Emirat Arab, China, Vietnam, Singapura, Australia, dan Korea Selatan.
Sementara untuk dukungan non pemerintah antara lain datang dari Perancis, Rusia, Jepang, China, Vietnam, Singapura, dan Korea Selatan.
Total dukungan non pemerintah ini mencapai 32.949.084 dollar AS.
6. Ventilator buatan UI lulus uji produk