Mengacu pada artikel yang berjudul "A Randomized, Controlled Trial of Ebola Virus Disease Therapiutitcs" yang terbit dalam The New England Journal of Medicine pada 12 Desember 2019, uji coba dilakukan pada 681 pasien di Kongo.
Ratusan pasien itu mempunya kategori penyakit yang berbeda dari 20 November 2018 sampai 9 Agustus 2019.
Uji coba dilaksanakan dengan empat obat, yaitu antibodi monoklonal tiga ZMapp, antivirus remdesivir, antibodi MAB114, dan antibodi tiga REGN-EB3.
Titik akhir primer riset tersebut yaitu kematian pada 28 hari.
Hasil uji coba menampakkan, kelompok pasien yang diberikan obat MAB114 dan REGN-EB3 mempunyai presentasi kematian yang lebih rendah dibandingkan ZMapp dan remdesivir.
Sukses uji coba pada monyet
Seiring berjalannya waktu, para peniliti bereksperimen menguji coba obat remdesivir kepada dua kelompok dari enam kera khusus yang sengaja diinfeksi dengan SARS-CoV-2.
Satu kelompok menerima remdesivir, sementara yang lain tidak.
Kelompok yang menerima obat mendapat dosis intravena pertama mereka dalam 12 jam setelah infeksi, selanjutnya terus berlanjut setiap hari selama 6 hari.
Satu dari enam hewan yang dirawat menunjukkan kesulitan bernapas ringan.
Sementara semua enam monyet yang tidak diobati mengalami sesak napas.
Jumlah virus yang ditemukan di paru-paru secara dignifikan lebih rendah pada kelompok yang diobati, dibandingkan dengan kelompok yang tidak diobati.
Disetujui BPOM AS
Awalnya remdesivir oleh Gilead Sciences yang berbasis di AS untuk mengobati Ebola.
Selanjutnya obat ini diujikan kembali untuk mengobati Covid-19.
Pasien coronavirus pertama di AS diketahui membaik usai diobati dengan Remdesivir.
Melansir dari Kompas.com, Sabtu (2/5/2020), menyebut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah mengizinkan penggunaan obat ebola, remdesivir untuk pengobatan darurat virus corona.
Dikuti dari BBC, Sabtu (2/5/2020), obat itu bisa digunakan pada orang yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 yang parah.
Belum lama ini, sebuah uji klinis menunjukkan remdesivir membantu mempersingkat waktu pemulihan pasien yang berada dalam kondisi sakit parah.